Rabu, 29 Oktober 2008

Pendidikan Jarak Jauh

SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH
Tugas kelompok Mata Kuliah :TIK dalam Pendidikan
(Yekti Utami dan Hidayat)

Pendahuluan

A. Latar belakang

Dewasa ini, beberapa Negara telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh sebagai solusi yang diandalkan untuk memecahkan masalah pendidikan. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka sistem pendidikan jarak jauh juga mengalami perkembangan baik dalam hal konsepsi maupun penyelenggaraanya.
Pada awalnya, sistem pendidikan jarak jauh ini berbentuk pendidikan korespodensi . Proses pembelajaran dalam pendidikan korespodensi disampaikan melalui bahan ajar cetak yang dikenal dengan nama self instructional text.
Ketika media pembelajaran non cetak mulai popular, istilah pendidikan koresponden dianggap menjadi terlalu sempit, maka pada Tahun 1970-an istilah pendidikan jarak jauh menjadi popular dan digunakan untuk mencakup pendidikan korespodensi, independent study, home study and external study.
Ada beberapa pendapat mengenai Pendidikan Jarak Jauh antata lain:
1. Dohmen (1967) menganggap pendidikan jarak jauh sebagai lawan atau kebalikan dari bentuk pendidikan langsung atau tatap muka .
2. Moore (1973) mengartikan sistem pendidikan jarak jauh sebagai sistem pendidikan dimana proses pengajaran terjadi secara terpisah dengan proses belajar peserta didik.
3. Perry dab Rumble (1987) memakai Jarak jauh( distance) sebagai tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka langsung antara guru dengan peserta didik ketika proses belajar mengajar terjadi.
4. Holmberg (1977) Ia menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar dimana para peserta didik tidak berada dibawah pengawasan langsung oleh pengajar seperti yang terjadi dalam pengajaran di kelas. Meskipun demikian peserta didik masih mendapatkan bantuan dalam bentuk bimbingan, perencanaan, aktivitas belajar dan pengajaran dalam tutorial.
Berdasarkan analisis dari pendapat para ahli, misalnya Keegan (1980) mengemukakan beberapa karakteristik Pendidikan Jarak Jauh antara lain:
a. Terpisahnya pengajar dengan peserta didik.
b. Adanya pengaruh dari suatu organisasi atau instansi, yang membedakannya
dengan belajar sendiri.
c. Digunakannya berbagai media (cetak maupun non cetak) untuk mempersatukan
antara pengajar dengan peserta didik.
d. Penyediaan komunikasi dua arah sehingga peserta didik dapat mengambil
manfaat dari komunikasi tersebut.

e. Dimungkinkanya pertemuan sekali-sekali untuk keperluan pembelajaran dan
sosialisasi.
f. Proses pendidikannya memiliki bentuk yang hampir sama dengan proses
industri.
Keterpisahan antara pengajar dengan si belajar tampaknya menjadi ciri utama dari sistem Pendidikan Jarak Jauh.
Ciri lain yang menonjol dari sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah adanya pemanfaatan beragam media dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam Pendidikan Jarak Jauh merupakan konsekuensi logis dari adanya keterpisahan ruang dan waktu antara si pembelajar dengan si belajar. Untuk menjembatani keterpisahan ini digunakan media komunikasi, termasuk di dalamnya media pembelajaran .
Bahkan Sauve (1993) menyatakan bahwa tanpa adanya media , tidak akan ada Pendidikan Jarak Jauh.
Jadi pada hakekatnya Sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah sistem pembelajaran melalui media. Variasi penggunaan media dalam institusi penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai pada media yang paling canggih.
Meskipun saat ini sudah ada perkembangan teknologi yang memungkinkan adanya pertemuan langsung antara si belajar dengan pengajar secara maya (virtual), namun tetap saja proses pertemuan tersebut difasilitasi media, dalam hal ini komputer.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem Pendidikan Jarak Jauh dituntut kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya. Kemandirian atau otonomi belajar merupakan sesuatu hal yang melekat pada setiap peserta, Pendidikan Jarak Jauh sebagai konsekuensi dari adanya keterpisahan dalam proses belajar.

B. Permasalahan

Pada judul ini perlu di ambil berbagai permasalahan yang berkaitan dengan Pendidikan Jarak Jauh antara lain:
1. Mengapa Indonesia perlu menerapkan Sistem Pendidikan Jarak Jauh?
2. Seberapa Jauh Sistem Pendidikan Jarak Jauh mempunyai peran terhadap permasalahan Pendidikan di Indonesia.

C.Analisa Masalah

Dari segi konsep Departemen Pendidikan Nasional telah merumuskan dengan konsep 3 pilar pendidikan yang tertuang dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang antara lain adalah:
1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan (menyangkut pendidikan yang merata dan dapat diakses oleh seluruh anak bangsa) .
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing (menyangkut pendidikan yang bermutu, relevan dan berdaya saing tinggi)
3. Peningkatan tata kelola dan pencitraan publik ( menyangkut pendidikan yang dikelola dengan baik atau secara good governance).
Sistem Pendidikan Jarak Jauh bisa dijadikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan pada pilar yang pertama yaitu:
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan (menyangkut pendidikan yang merata dan dapat diakses oleh seluruh anak bangsa) .
Ada banyak alasan mengapa Bangsa Indonesia menerapkan Sistem Pendidikan Jarak Jauh, alasan tersebut antara lain:

a.Alasan Filosofis.
Setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh kesempatan belajar tanpa membedakan apapun jenis kelaminnya, dimanapun ia berada,bagaimanapun tingkat sosial ekonominya, berapapun usianya dan lain-lain.
Pemerintah berkewajiban menyelanggarakan sistem pendidikan yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang memerlukan pendidikan.
Dengan sistem Pendidikan Jarak jauh ini kesempatan untuk memperoleh pendidikan dapat diberikan kepada siapa saja, termasuk bagi mereka yang memiliki kendala tertentu sehingga tidak dapat mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan konvensional.

b. Alasan geografis
Bagi yang mengalami kendala geografis seperti mereka yang tinggal di daerah perbukitan, dikelilingi hutan, dipisahkan oleh sungai-sungai yang besar atau pulau-pulau kecil yang jarang penduduknya sehingga mengalami kesulitan untuk hadir ke sekolah, penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh merupakan solusinya. Mereka tidak harus bersusah payah datang setiap hari ke sekolah yang jauh melainkan pendidikan akan mendatangi mereka.

c. Alasan Sosial Ekonomis
Banyak sekali orang tidak dapat mengikuti pendidikan di lembaga pendidikan konvensional karena alasan sosial ekonomis . Bagi mereka yang sudah bekerja, hadir ke sekolah setiap hari akan mengganggu pekerjaanya mencari nafkah.
Dengan sistem Pendidikan Jarak Jauh, mereka dapat mengikuti pendidikan tanpa harus meninggalkan pekerjaan. Selain itu mereka dapat mengikuti pendidikan tanpa harus mengeluarkan biaya ekstra transport atau biaya-biaya lain, yang biasa diperlukan jika mereka harus datang ke lembaga pendidikan reguler.

d. Alasan kesempatan belajar.
Lembaga pendidikan konvesional yang mengharuskan peserta didik hadir setiap hari tidak memungkinkan untuk diikuti oleh orang-orang yang memiliki kesibukan rutin setiap hari. Jika mereka harus datang ke lembaga pendidikan setiap hari dalam masa yang cukup lama, pekerjaan mereka akan terbengkalai. Sistem Pendidikan Jarak Jauh diharapkan dapat menjangkau peserta didik yang memiliki masalah semacam ini.

e.Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga mendorong berkembangnya Pendidikan Jarak Jauh. Perkembangan berbagai aplikasi komputer dan media digital lainya menjajikan kemudahan bagi manusia. Perkembangan teknologi internet, misalnya memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siapa saja, kapan saja dan dari mana saja untuk mengakses informasi dengan cepat.
Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ini juga mendorong perkembangan Pendidikan Jarak Jauh. Kita juga sudah mulai mengenal istilah e-learning, tele-edukasi, virtual claassroom, virtual campus, smart school dan lain-lain.

Sebagaimana sistem pendidikan langsung atau konvensional, sistem pendidikan jarak jauh juga membutuhkan sarana prasarana penunjang pendidikan, agar tujuan umum pendidikan bisa diwujukan sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Sarana penunjang biasanya berupa modul-modul pelajaran yang dikirim kepada siswa. Sarana bisa juga berbasis teknologi informasi. Munculnya teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online atau web-school atau cyber-school, dengan menggunakan fasilitas internet.
Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge). Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan sejak Taman Kanak-Kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT).
Tidak seperti sistem pendidikan langsung, sistem pendidikan jarak jauh membutuhkan pengelolaan dan manajemen pendidikan yang “khusus”, baik dari sisi siswa maupun instruktur (guru) agar tujuan pendidikan bisa terwujud. Pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional siswa. Dari sisi instruktur (guru), beberapa faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri guru, pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatifitas, active learning dan kemampuan menjalin interkasi dan komunikasi jarak jauh dengan siswa. Juga memperhatikan hambatan teknis yang mungkin terjadi, sehingga pendidikan jarak jauh bisa berlangsung efektif.
Dari sisi siswa, salah satu faktor yang penting adalah keseriusan mengikuti proses belajar mengajar di saat instruktur (guru) tidak berhadapan langsung dengan siswa. Pada level ini, keterlibatan dan kehadiran ‘orang-orang’ di sekitar, termasuk anggota keluarga memegang peranan penting dan strategis. Kehadirannya bisa mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif, tapi sebaliknya bisa juga menjadi penghambat. Faktor yang lainnya adalah active learning dan komunikasi yang efektif. Partisipasi aktif siswa pendidikan jarak jauh mempengaruhi cara bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi dan komunikasi yang efektif dan maksimal antara intstruktur (guru) dan siswa, interaksi antara siswa dengan berbagai fasilitas pendidikan seperti mudul-modul pendidikan interaksi antara siswa dengan ‘orang-orang’ sekitarnya, dan adanya pola pendidikan aktif dalam masing-masing interaksi tersebut. Juga keaktifan dan kemandirian siswa dalam pendalaman materi, mengerjakan soal-soal ujian, dan kreativitas mencari materi-materi penunjang dari sumber-sumber lain seperti internet atau digital-library.
Hakekat Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
1. Hakekat Pendidikan sepanjang hayat.
Setiap manusia mulai dari kandungan sampai liang lahat berhak memperoleh pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Menjamin kebebasan setiap peserta didik/warga belajar untuk mengembangkan sesuai kebutuhan, kondisi dan karakteristik secara berkelanjutan. Pendidikan bersifat terbuka, dapat diperoleh di rumah (home-based education) dengan bimbingan. Luwes dalam kesempatan memperoleh maupun waktu penyelesaian program pendidikannya. Didasarkan pengakuan oleh dan dari masyarakat, tidak didasarkan pada ijazah atau sertifikat.
2. Pemberdayaan peserta didik/warga belajar.
Berorientasi pada kepentingan, kondisi dan karakteristik pada mereka. Diselenggarakan dengan berbagai pola pilihan pembelajaran, dengan berbagai sumber belajar. Sesuai dengan kebutuhan pendidikan standar minimal(normatif), skala lokal nasional maupun global komparatif, dan dapat mengantisipasi perubahan di masa depan(prospektif).
3. Prinsip pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Berdasar prinsip kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian, mobilitas dan efisiensi. Isi program pendidikan dirancang khusus, dengan ikatan yang longgar pada materi, tempat, jarak, waktu, usia, gender, dan persyaratan non akademik, lebih demokratis.
4. Pemberdayaan lembaga pendidikan.
Dirancang untuk melayani peserta didik/warga belajar dalam jumlah yang besar dengan latar belakang pendidikan, usia dan motivasi yang beragam dan dalam wilayah yang luas. Sistem terbuka model PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru), sistem terbuka model SLTP terbuka, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Manfaat dari sistem Pendidikan terbuka dan jarak jauh antara lain:
A.Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility)
Dengan adanya sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi, artinya kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan bias secara berulang-ulang. Kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja .
Bagi guru manfaat yang diperoleh adalah guru akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya. Sehingga guru bisa:
-menghemat waktu proses belajar mengajar
-mengurangi biaya perjalanan
-Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur,peralatan,
Buku-buku)
B. Bertambahnya interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur.
Apabila sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini dirancang dengan media yang baik maka akan meningkatkan interaksi pembelajaran baik antara peserta didik dengan guru atau instruktur, antara sesama peserta didik maupun antara peserta didik dengan materi. Berbeda dengan pembelajaran yang konvensional , tidak semua peserta didik dapat dan berani atau mempunyai kasempatan mengemukakan pendapat dalam diskusi karena dengan sistem konvensional waktu diskusi pasti dibatasi.
C. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja.
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan, tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru.
D. menjangkau peserta didik dalam cakupan yag luas
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan . Siapa saja, kapan saja dimana saja dan siapa saja . Interaksi dengan sumber belajar benar-benar terbuka sehingga kesempatan belajar terbuka luas bagi siapa saja yang membutuhkannya.
E.Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
Bagi Negara berkembang dengan potensi penduduk yang banyak maka manfaat sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini antara lain:
1. Mampu meningkatkan pemerataan pendidikan.
2. Mengurangi angka putus sekolah, putus kuliah
3. Meningkatkan prestasi belajar
4. Meningkatkan kehadiran siswa di kelas.
5. Meningkatkan rasa percaya diri.
6. meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
7. Mengatasi kekurangan tenaga pendidik
8. meningkatkan efisiensi.
9. menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
Kesimpulan
Penyelenggaraan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
- Pendidikan terbuka dan jarak jauh merupakan komponen dari sistem pendidikan nasional.
- Penyelenggaraan perlu mendapatkan pengaturan sesuai perundang-undangan yang berlaku pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan dan pendidikan berkelanjutan.
- Penyelenggaraan harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan perkembangan peserta didik sesuai jenjangnya.
- Penyelenggaraan pembelajaran dan karakteristik proses pembelajaran mandiri sesuai tuntutan jenjang pendidikan.Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam berbagai jenjang, jalur, dan jenis pendidikan ini mempunyai prospek yang cerah, dalam rangka memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mengembangkan potensi dirinya .
Jadi pada hakekatnya Sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah sistem pembelajaran melalui media. Variasi penggunaan media dalam institusi penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai pada media yang paling canggih.
Meskipun saat ini sudah ada perkembangan teknologi yang memungkinkan adanya pertemuan langsung antara si belajar dengan pengajar secara maya (virtual), namun tetap saja proses pertemuan tersebut difasilitasi media, dalam hal ini komputer.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem Pendidikan Jarak Jauh dituntut kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya. Kemandirian atau otonomi belajar merupakan sesuatu hal yang melekat pada setiap peserta Pendidikan Jarak Jauh sebagai konsekuensi dari adanya keterpisahan dalam proses belajar.


Kepustakaan:
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Kerjasama dengan Pustekom Diknas.
Widiatmoko, Bambang R. 2008. E-Learning dalam http://www.e-learning.com/. Diakses Selasa 21 oktober 2008.

Tidak ada komentar: