Rabu, 29 Oktober 2008

PEMBELAJARAN GERAK LAGU DAN TARI PADA ANAK USIA DINI
(Sebuah Tinjauan Lapangan)
Yekti Utami, S.Sen *)

Dewasa ini di Indonesia khususnya di Samarinda sudah banyak lembaga-lembaga baru yang menangani masalah PAUD baik itu berupa kelompok bermain, play group maupun Tempat Penitipan Anak baik yang dikelola swasta maupun oleh instansi pemerintah. Lembaga tersebut saling bersaing secara kompetetif dalam menawarkan program-program pembelajaran melalui bermain. Program-program tersebut tentunya sangat bervariasi dan mengalami inovasi sehingga mengalami bentuk yang sangat beragam. Hal ini bisa dipahami terjadi karena makin banyaknya tuntutan masyarakat akan kebutuhan pendidikan PAUD maka semakin banyak bentuk-bentuk pengembangan pembelajaran berbasis permainan (edutai..
Sedangkan di Samarinda saja kurang lebih berdiri 70 lembaga PAUD dengan tenaga pendidik PAUD 299 orang yang kesemuanya itu masih perlu upaya-upaya peningkatan baik berupa sistem penyelenggaraannya maupun peningkatan di bidang Sumber Daya Manusia terutama tutor PAUD. Dengan demikian yang tercapai dalam Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga dalam segi kualitas. Berbicara masalah kualitas Pendidikan Anak Usia Dini maka tidak terlepas pada satu faktor yang tidak kalah penting yaitu program pembelajaran dan sistem pembelajarannya.
Pembelajaran sendiri mempunyai pengertian suatu usaha sadar seseorang untuk merubah tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungannya dengan harapan hasil kegiatan belajar berupa perubahan tingkah laku yang bersifat permanen dan kearah positif dimana perubahan tringkah laku berupa kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Pembelajaran yang akan saya bahas disini khusus mengarah bagaimana pembelajaran gerak (baik tari maupun gerak lagu) pada anak usia dini. Pada dasarnya semua proses pembelajaran sama, namun karena sasaran kita adalah anak usia dini tentunya memerlukan cara-cara yang khusus agar proses pembelajaran bisa menyenangkan.
Sebelum kita berbicara gerak, alangkah baiknya kalau kita mengerti dulu bahwa ”seni merupakan media ekspresi kreatif dan aspiratif yang dapat diwujudkan melalui gerak (seni tari), garis, warna, bidang/tekstur (seni lukis) serta suasana/bunyi (seni musik) dalam susunan yang artistik dan estetika. Sedangkan landasan konseptual pendidikan seni adalah bahwa pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi estetik yang diharapkan dapat membentuk kepribadian manusia seutuhnya seimbang baik secara lahir maupun batin, jasmani maupun pribadi/rohani.
Dalam pelaksanaannya pendidikan kesenian dapat disajikan secara terpadu dengan pokok-pokok bahasan lain yang mengembangkan kemampuan lainnya kecuali motorik, misalnya dalam gerak lagu dimuatin dengan kemampuan logika matematik atau kemampuan lainnya.
Tari anak atau gerak lagu dalam pelaksanaan pembelajarannya dapat dipadukan dengan bidang-bidang lain dengan kata lain bahwa konsep pembelajaran tari atau gerak lagu adalah sangat mudah untuk diterapkan, simple, bisa mengembangkan aspek pembelajaran serta mengembangkan kemampuan/potensi siswa.
Pembelajaran gerak lagu/tari perlu dilakukan karena dapat meningkatkan pertumbuhan fisik, motorik, mental, estetika. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan motorik anak dalam gerak-gerak bebas menari. Kegiatan ini memberikan kesempatan fisik untuk tumbuh sempurna dan secara langsung mental juga berkembang, karena kegiatan elakukan gerak-gerak tari pasti melibatkan kesadaran estetik dan emosi. Masih banyak lagi manfaat lain yang didapat dalam pembelajaran tari/gerak lagu yang kesemuanya itu mengarah pencapaian pembentukan kepribadian anak.
Cara Pembelajaran Tari
Mengajarkan tari/gerak lagu pada anak usia dini tidaklah mudah, perlu metode/cara supaya tujuan dari pembelajaran tadi tercapaibsecara optimal. Kalau tadi kita sudah berkomitmen bahwa pembelajaran seni pada anak bisa dilakukan secara terpadu dengan pengembangan kemampuan yang lain maka kita juga harus tahu bahwa pembelajaran pada anak usia dini adalah dengan permainan.
Disini pendidik perlu benar-benar dituntut mempunyai kreaifitas yang tinggi dalam mengemas sebuah metode pembelajaran yang akan digunakan. Sebelum pembelajaran dimulai hendaknya seorang pendidik tampil menarik didepan siswanya. Hal ini bisa dicapai dengan penapilan fisik dan kemampuan berbicara yang baik. Dengan berpenampilan menarik diharapkan siswa senang dengan tidak muncul rasa takut dengan kita, bahkan kalau pendidik bisa menyelami pribadi anak maka anak bisa terpikat dengan pendidik, dan kalau hal ini sudah tercapai maka proses pembelajaran bisa dilanjutkan dengan mudah.
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran gerak lagu/tari pada PAUD antara lain :
Ø Langkah awal adalah memperhatikan kondisi psikologis anak kemudian tema dari gerak lagu, kalau itu memungkinkan untuk bernyanyi maka anak lebih baik diajak untuk bernyanyi terlebih dahulu.
Ø Pilihlah gerak lagu/tarian yang mempunyai tema alam sekitar atau tema-tema tentang kehidupan sehari-hari contohnya tema berkebun, tema binatang, tema profesi dan tema tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Ø Pilihlah gerak lagu (tari) yang mempunyai tingkat kesulitan geraknya rendah sehingga anak mudah untuk mengikutinya,
Ø Pilihlah gerak lagu atau tari yang mempunyai gerak komikal, yaitu gerak-gerak yang mengandung sesuatu yang lucu, hal ini akan mendukung suasana senang pada proses pembelajaran
Ø Pilihlah gerak lagu atau tari yang mempunyai alur dinamik sedang, lembut dan keras/cepat karena variasi dinamik akan melatih variasi emosi anak.
Ø Buatlah pola lantai gerak lagu/tari sesederhana mungkin dengan tetap memperhatikan nilai kemenarikan sebuah sajian.
Ø Pilihlah gerak lagu/tari yang dilakukan secara kelompok karena dengan begitu bisa ditanamkan rasa kerja sama, menghargai teman yang bisa mengarah pada kematangan sosial anak.
Ø Hendaknya pendidik menguasai betul tentang materi gerak lagu/tari sebelum mengajari. Penguasaan materi meliputi tiga aspek yaitu materi gerakan, irama gerakan dan komposisi gerak lagu. Dengan demikian guru mudah memberikan contoh gerakan tanpa menggunakan iringan.
Ø Berikan bentuk-bentuk gerakan dengan bertahap diawali satu macam pola gerakan jangan sekaligus, karena dalam satu ragam gerak memerlukan sebuah koordinasi motorik yang memerlukan waktu untuk melatihnya.
Ø Buatlah selingan-selingan berupa cerita yang relevan dengan tema dari gerak lagu/tari ayng akan diajarkan.
Ø Jika materi peragam gerak sudah tercapai maka perlu pengulangan-pengulangan gerak harus dilakukan supaya bentuk menjadi optimal. Dalam pengulangan-pengulangan gerak ini perlu kreatifitas pendidik PAUD dalam mengolah metode pembelajaran supaya anak tidak mengalami kejenuhan.
Ø Pendidik Paud harus pandai membagi materi gerak lagu dalam beberapa pertemuan yang perlu diperhatikan adalah kondisi fisik dan psikologis anak. Pada prinsipnya jangan memaksa anak jika kondisi anak tidak memungkinkan lagi.
Ø Jika materi selesai buatlah pentas kecil didalam arena pembelajaran sehingga anak bisa bermain perana atau bisa menunjukkan kemampuan didepan teman-temannya.
Ø Jika materi gerak lagu/tari menggunakan properti tari hendaknya selama proses pembelajaran selalu mengulangnya agar anak terbiasa dengan properti tari itu.
Ø Jika menginginkan sebuah pementasan maka pilihlah busana yang mendukung tema tarian atau gerak lagu dengan catatan tata busana tidak mengganggu gerak pada anak.
Ø Hendaknya tata rias tidak berlebihan apalagi sampai mengeksploitasi anak harus disesuaikan dengan tema tarian /gerak lagu
Ø SELAMAT MENCOBA

Pendidikan Jarak Jauh

SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH
Tugas kelompok Mata Kuliah :TIK dalam Pendidikan
(Yekti Utami dan Hidayat)

Pendahuluan

A. Latar belakang

Dewasa ini, beberapa Negara telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh sebagai solusi yang diandalkan untuk memecahkan masalah pendidikan. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka sistem pendidikan jarak jauh juga mengalami perkembangan baik dalam hal konsepsi maupun penyelenggaraanya.
Pada awalnya, sistem pendidikan jarak jauh ini berbentuk pendidikan korespodensi . Proses pembelajaran dalam pendidikan korespodensi disampaikan melalui bahan ajar cetak yang dikenal dengan nama self instructional text.
Ketika media pembelajaran non cetak mulai popular, istilah pendidikan koresponden dianggap menjadi terlalu sempit, maka pada Tahun 1970-an istilah pendidikan jarak jauh menjadi popular dan digunakan untuk mencakup pendidikan korespodensi, independent study, home study and external study.
Ada beberapa pendapat mengenai Pendidikan Jarak Jauh antata lain:
1. Dohmen (1967) menganggap pendidikan jarak jauh sebagai lawan atau kebalikan dari bentuk pendidikan langsung atau tatap muka .
2. Moore (1973) mengartikan sistem pendidikan jarak jauh sebagai sistem pendidikan dimana proses pengajaran terjadi secara terpisah dengan proses belajar peserta didik.
3. Perry dab Rumble (1987) memakai Jarak jauh( distance) sebagai tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka langsung antara guru dengan peserta didik ketika proses belajar mengajar terjadi.
4. Holmberg (1977) Ia menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar dimana para peserta didik tidak berada dibawah pengawasan langsung oleh pengajar seperti yang terjadi dalam pengajaran di kelas. Meskipun demikian peserta didik masih mendapatkan bantuan dalam bentuk bimbingan, perencanaan, aktivitas belajar dan pengajaran dalam tutorial.
Berdasarkan analisis dari pendapat para ahli, misalnya Keegan (1980) mengemukakan beberapa karakteristik Pendidikan Jarak Jauh antara lain:
a. Terpisahnya pengajar dengan peserta didik.
b. Adanya pengaruh dari suatu organisasi atau instansi, yang membedakannya
dengan belajar sendiri.
c. Digunakannya berbagai media (cetak maupun non cetak) untuk mempersatukan
antara pengajar dengan peserta didik.
d. Penyediaan komunikasi dua arah sehingga peserta didik dapat mengambil
manfaat dari komunikasi tersebut.

e. Dimungkinkanya pertemuan sekali-sekali untuk keperluan pembelajaran dan
sosialisasi.
f. Proses pendidikannya memiliki bentuk yang hampir sama dengan proses
industri.
Keterpisahan antara pengajar dengan si belajar tampaknya menjadi ciri utama dari sistem Pendidikan Jarak Jauh.
Ciri lain yang menonjol dari sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah adanya pemanfaatan beragam media dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam Pendidikan Jarak Jauh merupakan konsekuensi logis dari adanya keterpisahan ruang dan waktu antara si pembelajar dengan si belajar. Untuk menjembatani keterpisahan ini digunakan media komunikasi, termasuk di dalamnya media pembelajaran .
Bahkan Sauve (1993) menyatakan bahwa tanpa adanya media , tidak akan ada Pendidikan Jarak Jauh.
Jadi pada hakekatnya Sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah sistem pembelajaran melalui media. Variasi penggunaan media dalam institusi penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai pada media yang paling canggih.
Meskipun saat ini sudah ada perkembangan teknologi yang memungkinkan adanya pertemuan langsung antara si belajar dengan pengajar secara maya (virtual), namun tetap saja proses pertemuan tersebut difasilitasi media, dalam hal ini komputer.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem Pendidikan Jarak Jauh dituntut kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya. Kemandirian atau otonomi belajar merupakan sesuatu hal yang melekat pada setiap peserta, Pendidikan Jarak Jauh sebagai konsekuensi dari adanya keterpisahan dalam proses belajar.

B. Permasalahan

Pada judul ini perlu di ambil berbagai permasalahan yang berkaitan dengan Pendidikan Jarak Jauh antara lain:
1. Mengapa Indonesia perlu menerapkan Sistem Pendidikan Jarak Jauh?
2. Seberapa Jauh Sistem Pendidikan Jarak Jauh mempunyai peran terhadap permasalahan Pendidikan di Indonesia.

C.Analisa Masalah

Dari segi konsep Departemen Pendidikan Nasional telah merumuskan dengan konsep 3 pilar pendidikan yang tertuang dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang antara lain adalah:
1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan (menyangkut pendidikan yang merata dan dapat diakses oleh seluruh anak bangsa) .
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing (menyangkut pendidikan yang bermutu, relevan dan berdaya saing tinggi)
3. Peningkatan tata kelola dan pencitraan publik ( menyangkut pendidikan yang dikelola dengan baik atau secara good governance).
Sistem Pendidikan Jarak Jauh bisa dijadikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan pada pilar yang pertama yaitu:
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan (menyangkut pendidikan yang merata dan dapat diakses oleh seluruh anak bangsa) .
Ada banyak alasan mengapa Bangsa Indonesia menerapkan Sistem Pendidikan Jarak Jauh, alasan tersebut antara lain:

a.Alasan Filosofis.
Setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh kesempatan belajar tanpa membedakan apapun jenis kelaminnya, dimanapun ia berada,bagaimanapun tingkat sosial ekonominya, berapapun usianya dan lain-lain.
Pemerintah berkewajiban menyelanggarakan sistem pendidikan yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang memerlukan pendidikan.
Dengan sistem Pendidikan Jarak jauh ini kesempatan untuk memperoleh pendidikan dapat diberikan kepada siapa saja, termasuk bagi mereka yang memiliki kendala tertentu sehingga tidak dapat mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan konvensional.

b. Alasan geografis
Bagi yang mengalami kendala geografis seperti mereka yang tinggal di daerah perbukitan, dikelilingi hutan, dipisahkan oleh sungai-sungai yang besar atau pulau-pulau kecil yang jarang penduduknya sehingga mengalami kesulitan untuk hadir ke sekolah, penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh merupakan solusinya. Mereka tidak harus bersusah payah datang setiap hari ke sekolah yang jauh melainkan pendidikan akan mendatangi mereka.

c. Alasan Sosial Ekonomis
Banyak sekali orang tidak dapat mengikuti pendidikan di lembaga pendidikan konvensional karena alasan sosial ekonomis . Bagi mereka yang sudah bekerja, hadir ke sekolah setiap hari akan mengganggu pekerjaanya mencari nafkah.
Dengan sistem Pendidikan Jarak Jauh, mereka dapat mengikuti pendidikan tanpa harus meninggalkan pekerjaan. Selain itu mereka dapat mengikuti pendidikan tanpa harus mengeluarkan biaya ekstra transport atau biaya-biaya lain, yang biasa diperlukan jika mereka harus datang ke lembaga pendidikan reguler.

d. Alasan kesempatan belajar.
Lembaga pendidikan konvesional yang mengharuskan peserta didik hadir setiap hari tidak memungkinkan untuk diikuti oleh orang-orang yang memiliki kesibukan rutin setiap hari. Jika mereka harus datang ke lembaga pendidikan setiap hari dalam masa yang cukup lama, pekerjaan mereka akan terbengkalai. Sistem Pendidikan Jarak Jauh diharapkan dapat menjangkau peserta didik yang memiliki masalah semacam ini.

e.Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga mendorong berkembangnya Pendidikan Jarak Jauh. Perkembangan berbagai aplikasi komputer dan media digital lainya menjajikan kemudahan bagi manusia. Perkembangan teknologi internet, misalnya memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siapa saja, kapan saja dan dari mana saja untuk mengakses informasi dengan cepat.
Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ini juga mendorong perkembangan Pendidikan Jarak Jauh. Kita juga sudah mulai mengenal istilah e-learning, tele-edukasi, virtual claassroom, virtual campus, smart school dan lain-lain.

Sebagaimana sistem pendidikan langsung atau konvensional, sistem pendidikan jarak jauh juga membutuhkan sarana prasarana penunjang pendidikan, agar tujuan umum pendidikan bisa diwujukan sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Sarana penunjang biasanya berupa modul-modul pelajaran yang dikirim kepada siswa. Sarana bisa juga berbasis teknologi informasi. Munculnya teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online atau web-school atau cyber-school, dengan menggunakan fasilitas internet.
Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge). Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan sejak Taman Kanak-Kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT).
Tidak seperti sistem pendidikan langsung, sistem pendidikan jarak jauh membutuhkan pengelolaan dan manajemen pendidikan yang “khusus”, baik dari sisi siswa maupun instruktur (guru) agar tujuan pendidikan bisa terwujud. Pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional siswa. Dari sisi instruktur (guru), beberapa faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri guru, pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatifitas, active learning dan kemampuan menjalin interkasi dan komunikasi jarak jauh dengan siswa. Juga memperhatikan hambatan teknis yang mungkin terjadi, sehingga pendidikan jarak jauh bisa berlangsung efektif.
Dari sisi siswa, salah satu faktor yang penting adalah keseriusan mengikuti proses belajar mengajar di saat instruktur (guru) tidak berhadapan langsung dengan siswa. Pada level ini, keterlibatan dan kehadiran ‘orang-orang’ di sekitar, termasuk anggota keluarga memegang peranan penting dan strategis. Kehadirannya bisa mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif, tapi sebaliknya bisa juga menjadi penghambat. Faktor yang lainnya adalah active learning dan komunikasi yang efektif. Partisipasi aktif siswa pendidikan jarak jauh mempengaruhi cara bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi dan komunikasi yang efektif dan maksimal antara intstruktur (guru) dan siswa, interaksi antara siswa dengan berbagai fasilitas pendidikan seperti mudul-modul pendidikan interaksi antara siswa dengan ‘orang-orang’ sekitarnya, dan adanya pola pendidikan aktif dalam masing-masing interaksi tersebut. Juga keaktifan dan kemandirian siswa dalam pendalaman materi, mengerjakan soal-soal ujian, dan kreativitas mencari materi-materi penunjang dari sumber-sumber lain seperti internet atau digital-library.
Hakekat Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
1. Hakekat Pendidikan sepanjang hayat.
Setiap manusia mulai dari kandungan sampai liang lahat berhak memperoleh pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Menjamin kebebasan setiap peserta didik/warga belajar untuk mengembangkan sesuai kebutuhan, kondisi dan karakteristik secara berkelanjutan. Pendidikan bersifat terbuka, dapat diperoleh di rumah (home-based education) dengan bimbingan. Luwes dalam kesempatan memperoleh maupun waktu penyelesaian program pendidikannya. Didasarkan pengakuan oleh dan dari masyarakat, tidak didasarkan pada ijazah atau sertifikat.
2. Pemberdayaan peserta didik/warga belajar.
Berorientasi pada kepentingan, kondisi dan karakteristik pada mereka. Diselenggarakan dengan berbagai pola pilihan pembelajaran, dengan berbagai sumber belajar. Sesuai dengan kebutuhan pendidikan standar minimal(normatif), skala lokal nasional maupun global komparatif, dan dapat mengantisipasi perubahan di masa depan(prospektif).
3. Prinsip pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Berdasar prinsip kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian, mobilitas dan efisiensi. Isi program pendidikan dirancang khusus, dengan ikatan yang longgar pada materi, tempat, jarak, waktu, usia, gender, dan persyaratan non akademik, lebih demokratis.
4. Pemberdayaan lembaga pendidikan.
Dirancang untuk melayani peserta didik/warga belajar dalam jumlah yang besar dengan latar belakang pendidikan, usia dan motivasi yang beragam dan dalam wilayah yang luas. Sistem terbuka model PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru), sistem terbuka model SLTP terbuka, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Manfaat dari sistem Pendidikan terbuka dan jarak jauh antara lain:
A.Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility)
Dengan adanya sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi, artinya kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan bias secara berulang-ulang. Kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja .
Bagi guru manfaat yang diperoleh adalah guru akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya. Sehingga guru bisa:
-menghemat waktu proses belajar mengajar
-mengurangi biaya perjalanan
-Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur,peralatan,
Buku-buku)
B. Bertambahnya interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur.
Apabila sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini dirancang dengan media yang baik maka akan meningkatkan interaksi pembelajaran baik antara peserta didik dengan guru atau instruktur, antara sesama peserta didik maupun antara peserta didik dengan materi. Berbeda dengan pembelajaran yang konvensional , tidak semua peserta didik dapat dan berani atau mempunyai kasempatan mengemukakan pendapat dalam diskusi karena dengan sistem konvensional waktu diskusi pasti dibatasi.
C. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja.
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan, tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru.
D. menjangkau peserta didik dalam cakupan yag luas
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan . Siapa saja, kapan saja dimana saja dan siapa saja . Interaksi dengan sumber belajar benar-benar terbuka sehingga kesempatan belajar terbuka luas bagi siapa saja yang membutuhkannya.
E.Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
Bagi Negara berkembang dengan potensi penduduk yang banyak maka manfaat sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini antara lain:
1. Mampu meningkatkan pemerataan pendidikan.
2. Mengurangi angka putus sekolah, putus kuliah
3. Meningkatkan prestasi belajar
4. Meningkatkan kehadiran siswa di kelas.
5. Meningkatkan rasa percaya diri.
6. meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
7. Mengatasi kekurangan tenaga pendidik
8. meningkatkan efisiensi.
9. menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
Kesimpulan
Penyelenggaraan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
- Pendidikan terbuka dan jarak jauh merupakan komponen dari sistem pendidikan nasional.
- Penyelenggaraan perlu mendapatkan pengaturan sesuai perundang-undangan yang berlaku pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan dan pendidikan berkelanjutan.
- Penyelenggaraan harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan perkembangan peserta didik sesuai jenjangnya.
- Penyelenggaraan pembelajaran dan karakteristik proses pembelajaran mandiri sesuai tuntutan jenjang pendidikan.Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam berbagai jenjang, jalur, dan jenis pendidikan ini mempunyai prospek yang cerah, dalam rangka memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mengembangkan potensi dirinya .
Jadi pada hakekatnya Sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah sistem pembelajaran melalui media. Variasi penggunaan media dalam institusi penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai pada media yang paling canggih.
Meskipun saat ini sudah ada perkembangan teknologi yang memungkinkan adanya pertemuan langsung antara si belajar dengan pengajar secara maya (virtual), namun tetap saja proses pertemuan tersebut difasilitasi media, dalam hal ini komputer.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem Pendidikan Jarak Jauh dituntut kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya. Kemandirian atau otonomi belajar merupakan sesuatu hal yang melekat pada setiap peserta Pendidikan Jarak Jauh sebagai konsekuensi dari adanya keterpisahan dalam proses belajar.


Kepustakaan:
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Kerjasama dengan Pustekom Diknas.
Widiatmoko, Bambang R. 2008. E-Learning dalam http://www.e-learning.com/. Diakses Selasa 21 oktober 2008.

Selasa, 28 Oktober 2008

Konsep Pembelajaran

PERBANDINGAN TEORI PEMBELAJARAN
KI HADJAR DEWANTORO DENGAN TEORI KONSTURKTIVISME
Yekti utami
Prinsip-prinsip dasar proses pembelajaran menurut Ki Hadjar Dewantoro bahwa dalam proses pembelajaran seorang pendidik hendaknya bisa:

• ING NGARSA SUNG TULADHA yang artinya: di depan, seseorang harus bisa memberi teladan atau contoh.
Dalam pengertian ini, bahwa proses pembelajaran contoh atau teladan menjadi kata kunci kesuksessan dalam pembelajaran. Pembelajaran di sekolah senantiasa terjadi proses imitasi atau proses peniruan dari contoh atau teladan, sehingga ketika pembelajaran berlangsung seorang pendidik harus menstrasfer pengetahuan tentang sesuatu yang dipelajari siswa dengan benar dan tepat. Selain itu siswa tidak hanya mempelajari mengenai pengetahuan saja melainkan belajar dengan lingkungannya seperti belajar mengenai pribadi pendidiknya. Oleh karena itu pendidik selain menguasai pengetahuan dia juga harus mempunyai pribadi yang dapat dicontoh.

• ING MADYA MANGUN KARSA yang artinya: ditengah – tengah atau diantara seseorang bisa menciptakan prakarsa dan ide.
Pada pengertian itu, seseorang dapat menciptakan prakarsa atau ide diantara orang lain). Dalam proses pembelajaran di sekolah, berarti seorang guru harus dapat menciptakan prakarsa dan ide para siswanya ketika mereka dalam proses pembelajaran. Sehingga kata kunci kesuksesan dalam pembelajaran adalah pendidik bisa membangkitkan minat dan semangat belajar siswa , disini guru dituntut menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak .
Sehingga setiap anak mampu berfikir kritis dan belajar mandiri (Cara Belajar Siswa Aktif). Jadi guru sebetulnya tidak perlu banyak mengajar justru lebih perlu menggagas tentang beragam bintang prestasi yang perlu setiap siswa gapai.

• TUT WURI HANDAYANI yang artinya: dari belakang seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan dan arahan.
Pada pengertian itu seseorang harus dapat mendorong orang yang dalam tangungjawabnya untuk mencapai tujuan secara berkelanjutan dalam pekerjaannya. Dalam proses pembelajaran, guru harus memberi dorongan kepada siswanya untuk selalu belajar dengan tuntas dan maju berkelanjutan. Sehingga kata kunci sukses dalam pembelajaran adalah belajar tuntas dan berkelanjutan.

Konsep Pembelajaran Ki Hadjar Dewantoro:

1. Dalam belajar menerapkan teori TRIKON yaitu: Kontinyu, Konvergen dan Konsentris. Teori ini telah dipraktekkan sejak menuntut ilmu di Belanda. Ilmu pendidikan barat disaringnya dan yang bermanfaat dipakainya tetapi tetap berpijak pada akar budaya tanah air sehingga konsep tentang Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang berakar ke dalam budaya nusantara.
2. Konsepsi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro bertujuan:
a. memanusiakan manusia dalam rangka memerdekakan manusia dalam lingkaran perbudakan
b. membentuk pribadi yang mandiri dengan 3 indikator:
(1) mampu berdiri sendiri,
(2) tidak bergantung pada orang lain,
(3) dapat mengatur dirinya sendiri

3. Konsep isi pendidikan secara umum harus relavan dengan garis hidup untuk mencerdaskan rakyat dan mengangkat martabat bangsa dalam rangka membangun kerja sama saling menguntungkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia .
Untuk memperkuat dinamika pendidikan sebagai penguatan kebangsaan ,maka konsep pengembangan pendidikan harus senafas nilai-nilai budaya yang berkembang di masyarakat serta melibatkan unsur masyarakat dalam pengelolaanya , karena out put atau keluaran yang dihasilkanyapun harus menjadi pioner kebudayaan dan peradaban bangsa yang lebih besar.

Sebagai transformasi budaya bahwa :
a. Desain kurikulum dan bangunan pengembangan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nafas kebudayaan yang terlahir.
b. Produk pendidikan itupun harus mampu mengemban misi kebudayaan menuju peradaban yang lebih maju dari generasi sebelumnya
c. Produk pendidikan harus diarahkan mewujudkan kesejahteraan dan mengangkat derajad seseorang , Negara dan bangsa.

Hadirnya Ki Hadjar Dewantoro dengan Taman siswanya sebagai reaksi ketidakpuasan atas pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang menitikberatkan pada pendekatan perintah, sangsi dan ketertiban semata dimana konten kurikulumnya disatroni kaum imperialisme dengan muatan politis maka Ki Hajar Dewantoro memandang misi pendidikan tersebut tidak sesuai dan tidak senafas dengan nilai budaya masyarakat budaya timur, maka Taman siswa dengan pendekatan: MOMONG, AMONG dan NGEMONG dengan sistem pendidikan yang senafas dengan nilai budaya lokal yang mengfungsikan pendidik tidak lagi sebagai komandan dengan tradisi bentak- membentak tetapi mengembalikan peran guru sebagai insan yang lembut untuk membimbing dan memimpin anak didik dalam pengembangan bakat dan potensi dirinya serta menemukan karakteristiknya.


Pendidikan Tamansiswa berciri khas Pancadarma, yaitu Kodrat Alam (memperhatikan sunatullah), Kebudayaan (menerapkan teori Trikon), Kemerdekaan (memperhatikan potensi dan minat maing-masing individu dan kelompok), Kebangsaan (berorientasi pada keutuhan bangsa dengan berbagai ragam suku), dan Kemanusiaan (menjunjung harkat dan martabat setiap orang). Dengan konsep tersebut diharapkan bisa membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Meskipun dengan susunan kalimat yang berbeda namun tujuan pendidikan Tamansiswa ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.

Konsep Konstruktivisme:

Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori belajar yang menekankan pada proses pembentukan pengetahuan pada anak didik seperti pada teori di bawah ini:

“Konstruktivisme sering dirumuskan dalam berbagai makna sebagai model pembelajaran behaviorisme. Psikologi perilaku mempunyai perhatian pada studi perubahan dalam perilaku nyata sebagai lawan dari perubahan mental. Belajar adalah sebagai proses perubahan atau kondisi perilaku yang teramati sebagai hasil dari reinforcement yang terseleksi dari respon secara individu terhadap iven-iven (stimulus) yang terjadi di dalam lingkungannya. Pikiran sebagai sesuatu yang kosong, kertas kosong yang nyata atau sebagai cermin yang merefleksikan kenyataan.
Pusat perilaku pada siswa adalah upaya untuk mengakumulasi pengetahuan tentang dunia dan alam sebagaimana adanya dengan usaha guru untuk memindahkan dunia sebagaimana adanya. Hal itu tergantung pada tranmisi, pendekatan pembelajaran yang sangat pasif tergantung pengarahan guru dan kontrol. Dalam beberapa konteks istilah behaviorisme digunakan sinonim dengan obyektivism karena bergantung pada sebuah epistimologis objectivist

Menurut Teori ini maka konsep pembelajaran konstruktivisme adalah suatu konsep pembelajaran yang:

1. Menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri, suatu pandangan yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan proses dimana si belajar yang aktif membentuk (menkonstruk) sistem pemahaman dan pengertian melalui pengalaman dan interaksinya. Pandangan ini memandang bahwa si belajar yang aktif membentuk (mengkonstruk) pengetahuanya melalui pengasimilasian dan pengakomodasian informasi-informasi baru .

2. Vont Glasersfeld dalam Bettencoart (1989) menyatakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi bentukan) kita sendiri , jadi pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari pengamat tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikontruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan terus –menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru (Piaget, 1971).
Bagi para kontruktivist, pengetahuan bukanlah tertentu dan deterministik, tetapi suatu proses menjadi tahu.
Konstruktivis menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri, maka mereka menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain bahkan secara prinsipil, tidak mungkin mentransfer pengetahuan karena setiap orang membangun pengetahuan pada dirinya.

3. Implikasi yang ada di dalam paham konstruktivisme adalah :

Jonassen (1994:2) mengemukakan implikasi konstruktivisme dalam
pembelajaran. Ada delapan hal penting yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Menyediakan gambaran-gambaran dari realitas yang ada.
2. Menyajikan kompleksitas alamiah dari realitas yang ada.
3. Fokus pengetahuan terletak pada proses konstruksi bukan reproduksi.
4. Memberikan tugas-tugas yang sifatnya otentik bukan bersifat abstraksi.
5. Pembelajaran terfokus pada kasus-kasus alamiah dan nyata.
6. Memperhatikan refleksi pebelajar dalam mencerna informasi.
7. Muatan (content) dan konteks (context) pembelajaran tergantung
konstruksi pengetahuan.
8. Konstruksi kolaborasi (collaborative construction) pengetahuan dilakukan dengan melakukan negosiasi sosial.

Persamaan konsep pendidikan antara Ki Hadjar Dewantoro dengan Konstruktivisme antara lain dalam hal:

1. Keduanya sama-sama menekankan bahwa titik berat proses belajar mengajar terletak pada siswa, pegajar berperan sebagai fasilitator atau instruktur yang membantu murid mengkonstruksi. Konseptualisasi dan solusi dari masalah yang dihadapi. Keduanya berpendapat bahwa pembelajaran yang optimal adalah pembelajaran yang berpusat pada murid ( Student Center learning)
Kesamaan ini bukan suatu kebetulan . Konstruktivisme yang sudah besar pengaruhnya sejak periode 1930 – 1940 an di Amerika. Dasar pertama yang dari pendekatan konstruktivisme dalam pendidikan adalah teori konvergensi yang menyatakan bahwa pengetahuan manusia merupakan hasil interaksi dari faktor bawaan (nature) dan faktor pengasuhan (nurture). Dalam tulisan Ki Hadjar Dewantoro yang berjudul “Tentang Dasar dan Ajar “ Ki Hadjar Dewantoro mendukung dengan teori konvergensi, menurutnya baik dasar (faktor bawaan) maupun Ajar (pendidikan) berperan dalam pembentukan watak seseorang.

2. Pandangan konstruktivisme tentang pendidikan sejalan dengan pandangan Ki Hadjar Dewantoro yang menekankan pentingnya siswa menyadari alasan dan tujuan ia belajar. Baginya perlu dihindari pendidikan yang hanya menghasilkan orang yang sekedar menurut dan melakukan perintah . Ki hadjar mengartikan bahwa mendidik adalah sebagai : “ Berdaya upaya dengan sengaja untuk memajukan hidup tumbuhnya budi pekerti (rasa, fikiran, dan roh) dan badan anak dengan jalan pengajaran , teladan dan pembiasaan....” menurutnya jangan pernah ada perintah dan paksaan dalam pendidikan . Pendidik adalah orang yang mengajar, memberi teladan dan membiasakan anak didik untuk menjadi manusia mandiri dan berperan dalam memajukan kehidupam masyarakatnya,jika ada ganjaran atau hukuman maka ganjaran dan hukuman tersebut harus datang sendiri sebagai hasil atau buahnya segala pekerjaan dan keadaan .
Hal ini juga sejalan dengan teori perkembangan dari tokoh Psikologi kognitif (Jean Piaget 1954) bahwa anak mengkonstruksi sendiri pengetahuanya melalui pengalaman bertemu dengan obyek-obyek di lingkungan. Anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konskuensi dari tindakan-tindakanya, Teori Piaget merupakan salah satu dasar dari konstruktifisme. Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian antara pemikiran Ki Hadjar Dewantoro dengan paham Konstruktivisme.

3. Ki Hadjar dan Konstruktivisme sama-sama memandang pengajar sebagai mitra para siswa untuk menemukan pengetahuan . Mengajar bukan sekedar memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa melainkan kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuanya . Kegiatan mengajar di sini adalah sebuah partisipasi dalam proses belajar . Pengajar ikut aktif bersama siswa dalam membentuk pengetahuan , mencipta makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan memberikan penilaian-penilaian terhadap berbagai hal. Mengajar dalam konteks ini adalah membantu siswa untuk berfikir secara kritis, sistematis dan logis dengan membiarkan mereka berfikir sendiri.

4. Sejalan dengan konstruktivisme Ki Hadjar memiliki semboyan Tut Wuri Handayani , menempatkan pendidik sebagai orang yang berada di belakang siswa , membimbing dan mendorong untuk belajar, memberi teladan, serta membantu siswa membiasakan dirinya untuk menampilkan perilaku yang bermakna dan berguna bagi masyarakatnya .
Keterlibatan pendidik dengan siswa pada saat-saat siswa sedang berjuang menemukan berbagai pengetahuan sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya siswa baik pada dirinya sendiri maupun pada pengajar.
Pengajar harus memiliki fleksibilitas pikiran yang tinggi agar dapat memahami dan menghargai pemikiran siswa karena seringkali siswa menampilkan pendapat yang berbeda bahkan bertentangan dengan pemikiran pengajar . Apa yang dikatakan oleh murid dalam menjawab sebuah pertanyaan adalah masuk akal bagi mereka saat itu , jika jawaban jauh bertentangan dengan prinsip-prinsip keilmuan atau membahayakan , maka pendidik harus hati-hati dalam memberi pengarahan . Jangan sampai pengarahan yang diberikan menghilangkan rasa ingin tahu siswa yang menimbulkan konflik antara pendidik dengan siswa.




Daftar Pustaka
1. Judul : Konstruktivisme dalam Pemikiran
Alamat : Html http://tamansiswa.org/magazine/pusara/konstruktivisme-%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20dalam-pemikiran
Penulis : Bagus takwin
2. Judul : Sistem Among Mendidik Sikap Merdeka Lahir Batin
Alamat : http://tamansiswa.org/magazine/pijar/sistem-among-mendidik-%20%20%20%20sikap-merdeka-lahir-batin.html
Penulis : Ki Priyo Dwiarso
3. Judul : RM Suwardi Suryoningrat Bangsawan yang menjadi
Bapak Bangsa/htm 22/9/2008.
Alamat : http://tamansiswa.org/magazine/pijar/rm-suwardi-suryaningrat-%20%20%20bangsawan-yang-menjadi-bapak-bangsa
Penulis : Jend.Ki Tyasno Sudarto
4. Judul : Akhlak Guru menurut Ki Hadjar Dewantoro
Alamat : http://sman7malang.wordpress.com/Akhlak Guru menurut
Ki Hadjar Dewantoro /htm 19/9/2008
Penulis :Anonim SMAN7malang
5. Judul : Constructivist learning Theori
Alamat : http://www.cdli.ca/~elmurphy/elmurphy/cle2b.html
Penulis : Elizabeth Murphy, 1997
6. Judul : Ringkasan Eksekutif Pengenalan pada teori
Konstruktivisme
Alamat : http://www.webpost.net/ar/artistic89/550909-03-5384OSHTeoriKonstruktivisme.doc.
Penulis : Anonim