Senin, 03 November 2008

Tari Gantar

SEJARAH, FUNGSI DAN DISKRIPSI TARI GANTAR
Oleh : YEKTI UTAMI

A. SEJARAH TARI GANTAR
Ada suatu mitos yang mengawali lahirnya tari gantar sebelum terciptanya tari gantar yang sudah semakin berkembang. Mitos ini dulunya sangat dipercaya pada masyarakat pendukungnya yaitu masyarakat Dayak Benuaq dan masyarakat Dayak Tunjung.
Konon menurut mitos yang berkembang dalam masyarakat Suku Bangsa Dayak Benuaq dan Suku Bangsa Dayak Tunjung bahwa lahirnya Tari Gantar berawal dari cerita di Negeri ”Dewa Nayu” yang diyakini sebagai tempat Dewa Nirwana yang bernama Negeri Oteng Doi. Pada suatu hari terjadi peristiwa didalam keluarga Dewa di Negeri Oteng Doi atau Negeri Dewa langit. Keluarga tersebut terdiri dari :Suatu kepala keluarga yang bernama Oling Besi Oling Bayatn mempunyai seorang istri dan dua orang anak putri yang bernama Dewi Ruda dan Dewi Bela. Keluarga Tersebut hidup tentram dan damai Di Negeri Oteng Doi. Pada suatu ketika datanglah seorang Dewa yang bernama Dolonong Utak Dolonong Payang ke keluarga Oliang Besi Oliang Bayatn, tanpa disangka dan diduga Oleh keluarga Oling Besi. Kedatangan Dolonong Utak Ternyata beritikad buruk. Maka Oling Besi pun dibunuhnya dengan tujuan dapat menikahi istri Oliang Besi. Sedangkan peristiwa itu terjadi didepan mata kedua anak dan istri Oling Besi. Karena takutnya istri Oling Besi menerima ajakan Dolonong Utak, namun kedua anaknya menyimpan dendam pada ayah tirinya tersebut.
Hari berganti hari, masa berganti masa, setelah kedua Putri oling besi menginjak remaja mereka berdua berencana untuk membunuh ayah tirinya. Pada suatu hari kedua Dewi tersebut akan melaksanakan niatnya untuk membalas kematian ayah kandungnya pada ayah tirinya, saat ayah tirinya ( Dolonong Utak) sedang istirahat dibalai- balai rumahnya. Ketika kesempatan itu tiba dibunuhlah Dolonong Utak dengan menggunakan sumpit. Dalam waktu sekejap Dolonong meninggal, setelah diketahui bahwa ayah tirinya meninggal selanjutnya kedua putri tersebut memenggal Kepala Dolonong dan diikatkan pada Batang Sumpit yang digunakan untuk membunuhnya.
Kedua Putri tersebut sangat senang, keduanya besuka cita dan mengungkapkanya dengan menari- nari berdua. Dan sebagai musiknya mereka berdua mencari sepotong bambu pendek dan mengisinya dengan biji- bijian. Ungkapan kepuasaan membunuh Dolonong Utak itu dilakukan hingga beberapa hari. Begitulah peristiwa yang terjadi dialam Dewa langit.
Dari dunia kejadian di alam Dewa tersebut diketahui oleh seorang manusia yang mampu berhubungan dengan alam Dewa yang bernama Kilip. Karena Kilip mengetahui kejadian itu maka Dewi Ruda dan Dewi Bela mendatangi Kilip dengan tujuan Kilip tidak boleh menceritakan kejadian ini pada dewa-dewa lain di Negeri Oteng Doi. Kilip menyetujui dengan mengajukan suatu syarat bahwa Dewi Ruda dan Dewi Bela harus mengajarkan tari mereka yang mereka lakukan saat bersuka cita. Tanpa berfikir panjang Dewi Ruda dan Dewi Bela pun mengajarinya. Dari hasil pertemuan tersebut Kilip mendapatkan satu bentuk tarian Sakral karena property tari tersebut berupa tongkat panjang dan sepotong bambu, maka Kilip memberi nama tarian tersebut sebagai tarian Gantar yang artinya tongkat (yang sebenarnya sebuah sumpit) dan sepotong bambu yang biasa disebut Kusak.
Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja, menurut versi cerita yang lain bahwa Tari gantar adalah merupakan tarian yang dilaksanakan pada saat upacara pesta tanam padi. Properti tari sebuah tongkat panjang tersebut adalah kayu yang digunakan untuk melobangi tanah pertanian dan bambu pendek adalah tabung benih padi yang siap ditaburkan dalam lobang tersebut. Gerakan kaki dalam tari ini menggambarkan cara menutup lobang tanah tersebut. Muda –mudi dengan suka cita bersama –sama menari tari tersebut dengan harapan panen kelak akan berlimpah ruah hasilnya. Tari ini biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku Bangsa Dayak Benuaq dan Tunjung.
Versi lain yang juga beredar dalam masyarakat bahwa dahulunya Tari Gantar adalah merupakan tari sakral yang hanya boleh ditarikan saat para pahlawan pulang dari medan peperangan. Tari ini sebagai penyambut kedatangan mereka dan ditarikan oleh gadis- gadis remaja. Properti tongkat panjang adalah sebuah sumpit dan diberi hiasan kepada atau tengkorak musuh ( digantungkan) yang telah dibunuh oleh para pahlawan. Sedangkan bambu kecil sebelah kanan adalah merupakan peraga untuk mengimbangi dari gerak tari.


B. FUNGSI TARI GANTAR
Tari adalah salah satu bentuk dari perwujudan budaya, sedangkan ciri, gaya dan fungsi suatu tari selalu tidak dapat terlepas dari kebudayaan dimana tari itu muncul dan berkembang. Dalam lingkup budaya yang mempunyai bahasa, adat istiadat dan kepercayaan tari tersebut bisa terbentuk dan fungsi. Tarian dapat disajikan dalam berbagai peristiwa. Di dalam kebudayaan daerah dikenal peyajian tari dalam rangka suatu upacara keagamaan dan upacara adat, bahkan tidak jarang tari itu merupakan bagian tidak terpisahkan dengan upacara tersebut. Dalam hal ini orang yang menyajikan tarian tersebut adalah orang yang terlibat dalam upacara tersebut., dengan maksud dari setiap gerakan ada arti atau sebagai simbol suatu pernyataan atau harapan yang diungkapkan.
Ditinjau dari segi fungsi seni tari maka Tari Gantar pada awalnya sebagai upacara adat dan memang munculnya atau keberadaan suatu karya tari pada jaman dahulu pengemban utama dari keberadaan suatu tari. Secara khusus bahwa seni tari beserta iringan yang digunakan pada dasarnya adalah merupakan pengemban dari unsur- unsur yang bersifat magis yang di harapkan hadir.
Menurut Prof. Dr. Edi Sedyawati dalam bukunya yang berjudul Pertumbuhan Seni Pertunjukan , Disebutkan bahwa fungsi Kesenian dalam Ethnik di Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
Sebagai sarana untuk memanggil kekuatan Roh.
Penjemputan Roh-Roh pelindung untuk hadir ditempat pemujaan.
Peringatan pada nenek moyang dengan menirukan kegagahan dan kesiagapan.
Merupakan pelengkap upacara , sehubungan dengan peringkatan tingkat hidup seseorang atau saat-saat tertentu.
Pergeseran fungsi bisa saja terjadi yaitu fungsi sakral ke fungsi pertunjukkan karena kegeseran fungsi sudah mulai didukung oleh masyarakat penduduknya dan masyarakat sudah tidak mendukung adat yang menopang dari karya tari tersebut sehingga perlu adanya upaya-upaya pelestarian dengan cara mengalihfungsikan.
Kenyataan ini dapat terjadi karena adanya beberapa pengaruh antara lain;
Adanya pengaruh budaya lain.
Masuknya beberapa agama .
Adanya pengaruh globalisasi dan informasi yang memudahkan komunikasi.
Begitu juga yang terjadi dengan Tari Gantar, pada jaman dahulu Tari Gantar terangkai dalam upacara Ngawurng Enghuni, yaitu semacam upacara tanam padi, beralih fungsinya menjadi fungsi pertunjukkan karena adanya pengaruh –pengaruh tersebut diatas. Tari Gantar pada saat ini biasa digunakan untuk penyambutan tamu.
Fungsi Pertunjukan itu antara lain:
Sebagai media hiburan
Sebagai media pendidikan
Sebagai Kajian seni
Sebagai media promosi dan sebagainya;
Fungsi Tari Gantar Berkembang lebih luas dan tentunya disesuaikan kebutuhan dari event yang dipergelarkan, baik itu bentuknya, lamanya ( durasinya).

C. DISKRIPSI TARI GANTAR

C1. Gambaran secara umum
Gerakan Tari Gantar yang sekarang sering kita saksikan adalah merupakaan rangkaian gerakan yang sudah mengalami proses penggarapan maupun pemadataan. Gerakan Tari Gantar didominasi pada gerakan kaki.
Pada awalnya Tari Gantar di bagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. Gantar Rayatr
Jenis Tari gantar ini alatnya hanya satu yaitu Gantar ( kayu yang panjang), pada ujung tongkat tersebut diikatkan/ digantung tengkorak manusia yang dibungkus dengan kain merah dan dihiasi dengan Ibus. Mereka menari berkeliling sambil menyanyi (Bergurindam) , dipinggang penari terikat mandau atau parang. Apabila tidak memegang tongkat, mereka mengeliwai ( melambaikan tangan sesuai irama).


2. Gantar Busai
Jenis Tari Gantar ini hanya membawa sepotong bambu yang diisi dengan biji-bijian yang dipegang sebelah tangan kanan sedangkan tangan kiri tidak membawa apa- apa ( kosong) waktu menari dilambai-lambaikan sesuai irama ( ngeliwai) sedangkan bambunya berukuran 50 cm diberikan dua belas gelang agar berbunyi gemerincing jika digerakkan. Jumlah bambu atau Gantar tersebut sesuai dengan jumlah penarinya. Mereka menari berkelompok- kelompok, kadang ada yang “Ngloak” ( menari sambil saling memupuki dengan pupur basah).

3. Gantar Senak dan Kusak
Jenis tari Gantar ini, penarinya menggunakan dua peralatan tari yaitu Senak ( tongkat) yang dipegang tangan kiri. Sedangkan Kusak ( bambu) yang dipegang tangan kanan , yang berisi biji-bijian supaya nyaring bunyinya, Kusak dipegang tangan kanan dengan telapak tangan terlentang dan siku ditekuk. Senak biasanya berukuran satu sampai seperempatan meter, sedangkan kusak dengan ukuran 30 cm yang diisi dengan biji- bijian dan diujungnya diberi penutup yang disebut dengan lbus.
Jenis tari yang ketiga inilah yang berkembang pada saat ini dengan perkembangan variasi gerak , pola lantai, penggarapan level, iringan tari yang disesuikan dengan situasi dan kondisi pada saat ini. Pada saat sekarang Tari Gantar berfungsi untuk menyambut tamu yang daang ke daerah tertentu, daerah tersebut menyebutnya dengan sajian Tari Gantar dan mengajaknya menari cukup dengan menyerahkan tongkat kepada tamu yang akan diajak menari bersama. Proses perkembangan ini melalui proses penggarapan baik melalui pemadatan maupun penggalian sehingga tercipta suatu rangkaian yang sekarang ini sering kita saksikan, tentunya dalam proses penggarapan ini juga tidak lepas dari pengaruh ethnik serta ide dari sang pencipta.
Proses penggarapan ini dilakukan karena adanya berbagai faktor yang tidak mendukung lagi dari keberadaan maupun kelestarian karya tari ini, contoh faktor tersebut adalah: beralihnya fungsi tari dari fungsi sakral menjadi fungsi pertunjukan, pengaruh arus informasi dan komunikasi yang menuntut serba cepat sehingga tidak bisa lagi masyarakat pendukung untuk berlama –lama menikmati karya tari yang menonton bahkan tidak tertarik lagi untuk menyaksikan. Masih banyak lagi fakor lain yang menjadi pertimbangan dan pola diperhatikan sehingga muncul suatu proses penggalian, penggarapan tari, dengan harapan karya tari tersebut masih mampu bertahan hidup dan tetap diterima oleh masyarakat pendukungnya.

C.2. Ciri Umum Gerakan Dasar Tari Gantar

Unsur-unsur Gerakan :
Gerakan Tangan yang memegang Kusak
Gerakan Tangan yang memegang Senak ( tongkat)
Gerakan kaki dan gerakan berjalan
Gerakan dan posisi badan

A. Dasar gerakan tangan dan cara memegang Kusak
Keempat jari tangan yang memegang Kusak, menggengam dari bawah ke atas, sedangkan ibu jari melingkari Kusak dari atas.
Posisi Kusak Vertikal saat digenggam.
Pada saat menggerakkan tangan yang memegang Kusak sudut siku 25 derajat dan ke bawah hingga sudut siku 45 derajat dengan menggoncang-goncang bambu (Kusak). Tangan pergelangan yang aktif bergerak.

B. Dasar gerakan tangan yang memegang senak dan cara menggenggamnya.
Keempat jari tangan memegang Senak, menggenggam dari sisi luar ibu jari menutup dari atas ujung tongkat ( Senak).
Tongkat ( Senak) posisi luruh ke bawah
Tongkat ( Senak) pada saat diangkat ujung bawah Senak kurang lebih 1 jengkal dari lantai dan ditaruh kembali hingga ujung bawah senak bertumpu di dasar lantai di depan ujung jari kaki kiri.
Gerakan ini dilakukan dengan mengikuti gerakan kaki (saat kaki melangkah Senak diangkat, dan pada saat kaki diletakkan Senak bertumpu di lantai).

C. Gerakan kaki dan gerakan berjalan.

Posisi awal ke dua kaki sejajar.
Sebelum kaki dilangkahkan, ujung jari kaki menumpu atau menyentuh lantai baru kemudian dilangkahkan, gerakan ini dilakukan bergantian dengan kaki melangkah kanan, kiri, kanan, kiri dalam hitungan 1 sampai 4 atau sesuai yang dikehendaki pelatih tari.
Tumit kaki menumpu lantai , sebaliknya jari-jari kaki ke atas dengan arah hadap kaki agak ke kanan 25 derajat dan lurus depan, lalu tumit kaki diangkat ujung jari –jari kaki menumpu lantai kemudian kaki ditarik dibelakang agak ke samping melampaui kaki kiri ujung jari kaki menyentuh lantai, berat badan pada kaki yang satunya.
Bergerak mundur dengan sebelumnya meletakkan kaki kanan ke depan , arah hadap ke kanan 25 derajat dari lurus depan. Tumit kaki kanan tepat di depan ujung jari kaki kiri, kemudian ditarik kebelakang melampaui kaki kiri dilakukan gerakan yang sama dengan bergantian kaki.
Ujung jari kaki kanan bertumpu pada lantai tumit ditarik ke atas, berat badan pada kaki kiri.
Posisi kaki kanan agak di depan kaki kiri, kemudian ujung kaki kanan membuka kesamping dengan tidak merubah letak kaki bagian tumit hingga ke dua kaki membentuk sudut 25 derajat (Pada saat kaki bagian ujung membuka kesamping, telapak kaki tidak menyentuh lantai hanya tumit kaki dan berat badan pada kaki kiri). Selanjutnya kaki kanan menutup hingga posisi kaki seperti semula, gerakan ini dilakukan dengan sistematika buka , tutup buka tutup lalu melangkah maju dengan hitungan 1-2-3 pada hitungan ke 4 kaki kanan membuka kesamping selanjutnya seperti keterangan gerakan di atas.
Berjalan jinjit, Jari- jari dari kedua kaki bertumpu pada lantai tumit diangkat kemudian berjalan kedepan.
Kaki kanan bergerak ke samping, dengan kesan membuat garis cembung di lantai, selanjutnya kaki kiri mengikuti kaki kanan, dengan bergerak kekanan hingga ke dua kaki sejajar hampir bersentuhan selanjutnya kaki kiri bergerak ke samping dengan kesan membuat garis cembung pada lantai ( hitungan 1 x 8), kemudian kaki kanan dilangkahkan kedepan arah hadap kaki kanan ke kanan, berat badan pada kaki kiri selanjutnya berpindah pada kaki kanan bersamaan dengan membalikkan badan ke arah hadap yang berlawanan . Lalu ujung jari kaki bertumpu pada lantai, gerak ini dilakukan dengan ritme yang cepat.

Kaki kanan melangkah ke depan diikuti oleh kaki kiri dengan melangkah ke depan melampaui kaki kanan, kaki kanan bergerak ke belakang dengan posisi arah hadap kaki ke kanan diikuti kaki kiri dengan mengangkat kaki hingga kurang lebih 1 jengkal dari dasar lantai.

IV. Gerakan Dan Posisi Badan.
Pada dasarnya gerakan dan posisi badan pada saat melakukan gerak Tari Gantar dalam keadaan posisi biasa , begitu juga pada gerak dari pedalaman Kalimantan Timur yang lainnya. Kalaupun ada tekanan pada posisi badan itu tidak terlalu ditonjolkan seperti pada waktu badan merendah pantat tidak ditonjolkan ke belakang seperti pada ciri khas Tari Bali, dan tidak membusungkan dada ke depan tetapi badan tetap merendah dengan menekukkan kedua lutut atau salah satu kaki ditarik ke depan dan ke belakang hingga badan merendah untuk mengimbangi. Dalam Tari Gantar Tidak ditemukan adanya ekspresi wajah sehingga mata, leher dan kepala tidak berfungsi banyak.

C.4. Tata Busana
Penari Wanita Tari Gantar biasanya menari dengan mengenakan kostum dan perlengkapan seperti :
Baju atasan
Ta’ ah
Hiasan kepala


a. Baju atasan
Baju atasan yang dipakai penari gantar yaitu baju model blus ”You can see” yang biasanya diberi rumbai-rumbai dipinggir lingkaran lengan bajunya, bentuk leher bundar kancing depan . bahan yang dipergunakan kain polos biasa atau dari bahan tenun ulap doyo, bahan tenun ulap doyo ini bisa didapat dari masyarakat Dayak Benuaq di Tanjung lsuy.
Sebagai pengganti blus penari bisa juga mengenakan kebaya panjang atau setengah lengan yang terbuat dari bahan, atau kain tenun.



b. Bawahan ( ta’a)
Bawahan penari Gantar menggunakan kain sela atau Ta’ah dengan ukuran lebar 2 kali ukuran lingkaran pinggang. Diukir atau dihiasi uang logam , bisa juga dipinggirannya ditempel kaim perca yang berwarna warni. Bahan terdiri dari kain polos atau tenun doyo.



c. Hiasan Kepala dan properti Tari gantar
Bagian kepala memakai Labung yaitu hiasan kepala yang diikat seputar kepala yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang disebelah belakang menempel kain lurus ke samping atau bisa juga penarinya memakai seraung yaitu topi lebar yang diberi hiasan pada bagian atas serta rumbai-rumbai yang berjuntai pada pinggiran topi. Sebagai perlengkapan penari menggunakan hiasan kalung manik batu yang beraneka warna dan pada pergelangan tangan perhiasan gelang manik batu beraneka warna atau gelang sulau yang terbuat dari logam atau tulang. Pada pergelangan kaki dipasang gelang kaki.









Kesimpulan

Tari Gantar ini merupakan salah satu tari yang berasal dari Pedalaman Kalimantan Timur yang dimiliki oleh Suku Bangsa Dayak Tunjung, Benuaq dan Bentian. Karena Tari Gantar ini merupakan Salah satu bagian dari tari yang ada di pedalaman Kalimantan Timur, maka tentu mempunyai keterkaitan dengan kebiasaan masyarakat, adat istiadat yang sangat berbeda dengan Tarian Kraton dan Tarian Pesisir.
Tari Gantar bisa dikategorikan ke dalam Tari Rakyat yang sekarang mengalami perkembangan menuju Tari Tradisional. Tari Gantar dalam proses perkembangannya nantinya akan menentukan pola-pola yang baku yang tentunya pola-pola tersebut akan diberi nama.

Ditinjau dari Segi Fungsi, Tari Gantar ini hanya ditarikan pada saat upacara adat pesta tanam padi, dengan menarikan Tari Gantar, mereka terhadap agar hasil panennya melimpah. Versi lain ada yang mengatakan bahwa Tari Gantar ditarikan pada upacara penyambutan Pahlawan yang baru pulang dari medan perang.yang ditarikan oleh gadis-gadis dengan properti tongkat panjang( sumpit) dan diberi hiasan kepala / tengkorak musuh dan bambu kecil yang dipegang ditangan kanan yang berisi biji-bijiansehingga memiliki bunyi dan bunyi tersebut adalah musiknya. Munculnya tari Gantar pada awalnya terangkai dengan peristiwa adat dan biasanya peristiwa adat sebagai pengemban atau penyangga dari keberadaaan suatu karya tari.

Pergeseran fungsi wajar saja terjadi apabila penopang dari karya tari ( peristiwa adat) sudah tidak didukung lagi masyarakat pendukungnya, sehingga perlu adanya upaya-upaya pelestarian dengan car mengalih fungsi yaitu fungsi sakral/ ritual menjadi fungsi pertunjukan.
Pada awalnya tari Gantar dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
Tari Gantar Rayatn
Tari Gantar Busai
Tari Gantar Senak Kusak

Jenis Tari Gantar yang ke 3 inilah yang berkembang pada saat dengan perkembangan variasi gerak, pola lantai, penggarahan level. Iringan tari yang disesuaikandengan situasi dan kondisi pada saaat ini. Pada saat ini Tari Gantar berfungsi untuk menyambut tamu yang datang ke daerah itu. Daerah tersebut menyambut dengan sajian Tari Gantar dan mengajaknya menari cukup dengan menyerahkan tongkat (Kusak) kepada tamu yang akan diajak menari bersama.




Proses perkembangan ini melalui penggarapan baik melalui pemadatan maupun penggalian sehingga tercipta suatu rangkaian gerakan yang sekarang ini sering kita saksikan, tentunya dalam proses penggarapan juga tidak lepas dari ethnik serta kreatifitas dari sang pencipta.


B. Saran

Tari Gantar merupakan tari yang berasal dari daerah perdalaman Kalimantan timur yang sekarang telah berkembang baik mengenai bentuk maupun fungsinya. Perkembangan bentuk bisa terlihat dengan perkembangan variasi gerak variasi pola lantai, penggaraapan level, penggarapan iringan tari yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat ini.
Perkembangan tersebut harusnya diimbangi dengan adanya upaya-upaya pembakuan gerak sebagai gerakan dasar dari Tari Gantar, Hal ini perlu dilakukan agar perkembangan tersebut tidak menyimpang dari gerakan dasarnya menggingat perkembangan bentuk gerak Tari Gantar makin lama makin pesat.
Tari Gantar sebagai salah satu ragam kesenian dari Suku Bangsa Dayak Tunjung Benuaq yang mempunya khas dari ethnik tesebut yang perlu diperhatikan nilainya dan ciri khususnya sebagai ragam seni tari daerah seperti tari-tari daerah lain yang mempunyai ciri dari bentuk tari.
Berdasar perkembangan dan keberadaaan Tari Gantar dewasa ini maka diperlukan langkah-langkah tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sebuah pengelaran dan penyajian sebagai ajang apresiasi dari masyarakat.



Kepustakaan

1. Idris jailani, 1985, Diskipsi Tari Kutai, Kalimantan Timur
2. TIM , 1967 / 1977. Kumpulan Naskah Kesenian Kalimantan timur
3.TIM, 1982. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Propensi
Kalimantan Timur. Depdikbud. Proyek
Pengembangan Nilai- Nilai Tradisional Daerah.

4. Bahrah Ahmad. H, 1992. Kamus Bahasa Daerah kutai umum Indonesia Lembaga Pembina Kebudayaan Kutai Tenggarong, kalimantan Timur

5. TIM__________, Sejarah Daerah kalimantan Timur, Dipdikbud. Proyek Pengembangan Nilai Tradisional, Direktorat jendral Kebudayaan. Jakarta.

Rabu, 29 Oktober 2008

PEMBELAJARAN GERAK LAGU DAN TARI PADA ANAK USIA DINI
(Sebuah Tinjauan Lapangan)
Yekti Utami, S.Sen *)

Dewasa ini di Indonesia khususnya di Samarinda sudah banyak lembaga-lembaga baru yang menangani masalah PAUD baik itu berupa kelompok bermain, play group maupun Tempat Penitipan Anak baik yang dikelola swasta maupun oleh instansi pemerintah. Lembaga tersebut saling bersaing secara kompetetif dalam menawarkan program-program pembelajaran melalui bermain. Program-program tersebut tentunya sangat bervariasi dan mengalami inovasi sehingga mengalami bentuk yang sangat beragam. Hal ini bisa dipahami terjadi karena makin banyaknya tuntutan masyarakat akan kebutuhan pendidikan PAUD maka semakin banyak bentuk-bentuk pengembangan pembelajaran berbasis permainan (edutai..
Sedangkan di Samarinda saja kurang lebih berdiri 70 lembaga PAUD dengan tenaga pendidik PAUD 299 orang yang kesemuanya itu masih perlu upaya-upaya peningkatan baik berupa sistem penyelenggaraannya maupun peningkatan di bidang Sumber Daya Manusia terutama tutor PAUD. Dengan demikian yang tercapai dalam Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga dalam segi kualitas. Berbicara masalah kualitas Pendidikan Anak Usia Dini maka tidak terlepas pada satu faktor yang tidak kalah penting yaitu program pembelajaran dan sistem pembelajarannya.
Pembelajaran sendiri mempunyai pengertian suatu usaha sadar seseorang untuk merubah tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungannya dengan harapan hasil kegiatan belajar berupa perubahan tingkah laku yang bersifat permanen dan kearah positif dimana perubahan tringkah laku berupa kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Pembelajaran yang akan saya bahas disini khusus mengarah bagaimana pembelajaran gerak (baik tari maupun gerak lagu) pada anak usia dini. Pada dasarnya semua proses pembelajaran sama, namun karena sasaran kita adalah anak usia dini tentunya memerlukan cara-cara yang khusus agar proses pembelajaran bisa menyenangkan.
Sebelum kita berbicara gerak, alangkah baiknya kalau kita mengerti dulu bahwa ”seni merupakan media ekspresi kreatif dan aspiratif yang dapat diwujudkan melalui gerak (seni tari), garis, warna, bidang/tekstur (seni lukis) serta suasana/bunyi (seni musik) dalam susunan yang artistik dan estetika. Sedangkan landasan konseptual pendidikan seni adalah bahwa pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi estetik yang diharapkan dapat membentuk kepribadian manusia seutuhnya seimbang baik secara lahir maupun batin, jasmani maupun pribadi/rohani.
Dalam pelaksanaannya pendidikan kesenian dapat disajikan secara terpadu dengan pokok-pokok bahasan lain yang mengembangkan kemampuan lainnya kecuali motorik, misalnya dalam gerak lagu dimuatin dengan kemampuan logika matematik atau kemampuan lainnya.
Tari anak atau gerak lagu dalam pelaksanaan pembelajarannya dapat dipadukan dengan bidang-bidang lain dengan kata lain bahwa konsep pembelajaran tari atau gerak lagu adalah sangat mudah untuk diterapkan, simple, bisa mengembangkan aspek pembelajaran serta mengembangkan kemampuan/potensi siswa.
Pembelajaran gerak lagu/tari perlu dilakukan karena dapat meningkatkan pertumbuhan fisik, motorik, mental, estetika. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan motorik anak dalam gerak-gerak bebas menari. Kegiatan ini memberikan kesempatan fisik untuk tumbuh sempurna dan secara langsung mental juga berkembang, karena kegiatan elakukan gerak-gerak tari pasti melibatkan kesadaran estetik dan emosi. Masih banyak lagi manfaat lain yang didapat dalam pembelajaran tari/gerak lagu yang kesemuanya itu mengarah pencapaian pembentukan kepribadian anak.
Cara Pembelajaran Tari
Mengajarkan tari/gerak lagu pada anak usia dini tidaklah mudah, perlu metode/cara supaya tujuan dari pembelajaran tadi tercapaibsecara optimal. Kalau tadi kita sudah berkomitmen bahwa pembelajaran seni pada anak bisa dilakukan secara terpadu dengan pengembangan kemampuan yang lain maka kita juga harus tahu bahwa pembelajaran pada anak usia dini adalah dengan permainan.
Disini pendidik perlu benar-benar dituntut mempunyai kreaifitas yang tinggi dalam mengemas sebuah metode pembelajaran yang akan digunakan. Sebelum pembelajaran dimulai hendaknya seorang pendidik tampil menarik didepan siswanya. Hal ini bisa dicapai dengan penapilan fisik dan kemampuan berbicara yang baik. Dengan berpenampilan menarik diharapkan siswa senang dengan tidak muncul rasa takut dengan kita, bahkan kalau pendidik bisa menyelami pribadi anak maka anak bisa terpikat dengan pendidik, dan kalau hal ini sudah tercapai maka proses pembelajaran bisa dilanjutkan dengan mudah.
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran gerak lagu/tari pada PAUD antara lain :
Ø Langkah awal adalah memperhatikan kondisi psikologis anak kemudian tema dari gerak lagu, kalau itu memungkinkan untuk bernyanyi maka anak lebih baik diajak untuk bernyanyi terlebih dahulu.
Ø Pilihlah gerak lagu/tarian yang mempunyai tema alam sekitar atau tema-tema tentang kehidupan sehari-hari contohnya tema berkebun, tema binatang, tema profesi dan tema tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Ø Pilihlah gerak lagu (tari) yang mempunyai tingkat kesulitan geraknya rendah sehingga anak mudah untuk mengikutinya,
Ø Pilihlah gerak lagu atau tari yang mempunyai gerak komikal, yaitu gerak-gerak yang mengandung sesuatu yang lucu, hal ini akan mendukung suasana senang pada proses pembelajaran
Ø Pilihlah gerak lagu atau tari yang mempunyai alur dinamik sedang, lembut dan keras/cepat karena variasi dinamik akan melatih variasi emosi anak.
Ø Buatlah pola lantai gerak lagu/tari sesederhana mungkin dengan tetap memperhatikan nilai kemenarikan sebuah sajian.
Ø Pilihlah gerak lagu/tari yang dilakukan secara kelompok karena dengan begitu bisa ditanamkan rasa kerja sama, menghargai teman yang bisa mengarah pada kematangan sosial anak.
Ø Hendaknya pendidik menguasai betul tentang materi gerak lagu/tari sebelum mengajari. Penguasaan materi meliputi tiga aspek yaitu materi gerakan, irama gerakan dan komposisi gerak lagu. Dengan demikian guru mudah memberikan contoh gerakan tanpa menggunakan iringan.
Ø Berikan bentuk-bentuk gerakan dengan bertahap diawali satu macam pola gerakan jangan sekaligus, karena dalam satu ragam gerak memerlukan sebuah koordinasi motorik yang memerlukan waktu untuk melatihnya.
Ø Buatlah selingan-selingan berupa cerita yang relevan dengan tema dari gerak lagu/tari ayng akan diajarkan.
Ø Jika materi peragam gerak sudah tercapai maka perlu pengulangan-pengulangan gerak harus dilakukan supaya bentuk menjadi optimal. Dalam pengulangan-pengulangan gerak ini perlu kreatifitas pendidik PAUD dalam mengolah metode pembelajaran supaya anak tidak mengalami kejenuhan.
Ø Pendidik Paud harus pandai membagi materi gerak lagu dalam beberapa pertemuan yang perlu diperhatikan adalah kondisi fisik dan psikologis anak. Pada prinsipnya jangan memaksa anak jika kondisi anak tidak memungkinkan lagi.
Ø Jika materi selesai buatlah pentas kecil didalam arena pembelajaran sehingga anak bisa bermain perana atau bisa menunjukkan kemampuan didepan teman-temannya.
Ø Jika materi gerak lagu/tari menggunakan properti tari hendaknya selama proses pembelajaran selalu mengulangnya agar anak terbiasa dengan properti tari itu.
Ø Jika menginginkan sebuah pementasan maka pilihlah busana yang mendukung tema tarian atau gerak lagu dengan catatan tata busana tidak mengganggu gerak pada anak.
Ø Hendaknya tata rias tidak berlebihan apalagi sampai mengeksploitasi anak harus disesuaikan dengan tema tarian /gerak lagu
Ø SELAMAT MENCOBA

Pendidikan Jarak Jauh

SISTEM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH
Tugas kelompok Mata Kuliah :TIK dalam Pendidikan
(Yekti Utami dan Hidayat)

Pendahuluan

A. Latar belakang

Dewasa ini, beberapa Negara telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh sebagai solusi yang diandalkan untuk memecahkan masalah pendidikan. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka sistem pendidikan jarak jauh juga mengalami perkembangan baik dalam hal konsepsi maupun penyelenggaraanya.
Pada awalnya, sistem pendidikan jarak jauh ini berbentuk pendidikan korespodensi . Proses pembelajaran dalam pendidikan korespodensi disampaikan melalui bahan ajar cetak yang dikenal dengan nama self instructional text.
Ketika media pembelajaran non cetak mulai popular, istilah pendidikan koresponden dianggap menjadi terlalu sempit, maka pada Tahun 1970-an istilah pendidikan jarak jauh menjadi popular dan digunakan untuk mencakup pendidikan korespodensi, independent study, home study and external study.
Ada beberapa pendapat mengenai Pendidikan Jarak Jauh antata lain:
1. Dohmen (1967) menganggap pendidikan jarak jauh sebagai lawan atau kebalikan dari bentuk pendidikan langsung atau tatap muka .
2. Moore (1973) mengartikan sistem pendidikan jarak jauh sebagai sistem pendidikan dimana proses pengajaran terjadi secara terpisah dengan proses belajar peserta didik.
3. Perry dab Rumble (1987) memakai Jarak jauh( distance) sebagai tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka langsung antara guru dengan peserta didik ketika proses belajar mengajar terjadi.
4. Holmberg (1977) Ia menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar dimana para peserta didik tidak berada dibawah pengawasan langsung oleh pengajar seperti yang terjadi dalam pengajaran di kelas. Meskipun demikian peserta didik masih mendapatkan bantuan dalam bentuk bimbingan, perencanaan, aktivitas belajar dan pengajaran dalam tutorial.
Berdasarkan analisis dari pendapat para ahli, misalnya Keegan (1980) mengemukakan beberapa karakteristik Pendidikan Jarak Jauh antara lain:
a. Terpisahnya pengajar dengan peserta didik.
b. Adanya pengaruh dari suatu organisasi atau instansi, yang membedakannya
dengan belajar sendiri.
c. Digunakannya berbagai media (cetak maupun non cetak) untuk mempersatukan
antara pengajar dengan peserta didik.
d. Penyediaan komunikasi dua arah sehingga peserta didik dapat mengambil
manfaat dari komunikasi tersebut.

e. Dimungkinkanya pertemuan sekali-sekali untuk keperluan pembelajaran dan
sosialisasi.
f. Proses pendidikannya memiliki bentuk yang hampir sama dengan proses
industri.
Keterpisahan antara pengajar dengan si belajar tampaknya menjadi ciri utama dari sistem Pendidikan Jarak Jauh.
Ciri lain yang menonjol dari sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah adanya pemanfaatan beragam media dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam Pendidikan Jarak Jauh merupakan konsekuensi logis dari adanya keterpisahan ruang dan waktu antara si pembelajar dengan si belajar. Untuk menjembatani keterpisahan ini digunakan media komunikasi, termasuk di dalamnya media pembelajaran .
Bahkan Sauve (1993) menyatakan bahwa tanpa adanya media , tidak akan ada Pendidikan Jarak Jauh.
Jadi pada hakekatnya Sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah sistem pembelajaran melalui media. Variasi penggunaan media dalam institusi penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai pada media yang paling canggih.
Meskipun saat ini sudah ada perkembangan teknologi yang memungkinkan adanya pertemuan langsung antara si belajar dengan pengajar secara maya (virtual), namun tetap saja proses pertemuan tersebut difasilitasi media, dalam hal ini komputer.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem Pendidikan Jarak Jauh dituntut kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya. Kemandirian atau otonomi belajar merupakan sesuatu hal yang melekat pada setiap peserta, Pendidikan Jarak Jauh sebagai konsekuensi dari adanya keterpisahan dalam proses belajar.

B. Permasalahan

Pada judul ini perlu di ambil berbagai permasalahan yang berkaitan dengan Pendidikan Jarak Jauh antara lain:
1. Mengapa Indonesia perlu menerapkan Sistem Pendidikan Jarak Jauh?
2. Seberapa Jauh Sistem Pendidikan Jarak Jauh mempunyai peran terhadap permasalahan Pendidikan di Indonesia.

C.Analisa Masalah

Dari segi konsep Departemen Pendidikan Nasional telah merumuskan dengan konsep 3 pilar pendidikan yang tertuang dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang antara lain adalah:
1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan (menyangkut pendidikan yang merata dan dapat diakses oleh seluruh anak bangsa) .
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing (menyangkut pendidikan yang bermutu, relevan dan berdaya saing tinggi)
3. Peningkatan tata kelola dan pencitraan publik ( menyangkut pendidikan yang dikelola dengan baik atau secara good governance).
Sistem Pendidikan Jarak Jauh bisa dijadikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan pada pilar yang pertama yaitu:
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan (menyangkut pendidikan yang merata dan dapat diakses oleh seluruh anak bangsa) .
Ada banyak alasan mengapa Bangsa Indonesia menerapkan Sistem Pendidikan Jarak Jauh, alasan tersebut antara lain:

a.Alasan Filosofis.
Setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh kesempatan belajar tanpa membedakan apapun jenis kelaminnya, dimanapun ia berada,bagaimanapun tingkat sosial ekonominya, berapapun usianya dan lain-lain.
Pemerintah berkewajiban menyelanggarakan sistem pendidikan yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang memerlukan pendidikan.
Dengan sistem Pendidikan Jarak jauh ini kesempatan untuk memperoleh pendidikan dapat diberikan kepada siapa saja, termasuk bagi mereka yang memiliki kendala tertentu sehingga tidak dapat mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan konvensional.

b. Alasan geografis
Bagi yang mengalami kendala geografis seperti mereka yang tinggal di daerah perbukitan, dikelilingi hutan, dipisahkan oleh sungai-sungai yang besar atau pulau-pulau kecil yang jarang penduduknya sehingga mengalami kesulitan untuk hadir ke sekolah, penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh merupakan solusinya. Mereka tidak harus bersusah payah datang setiap hari ke sekolah yang jauh melainkan pendidikan akan mendatangi mereka.

c. Alasan Sosial Ekonomis
Banyak sekali orang tidak dapat mengikuti pendidikan di lembaga pendidikan konvensional karena alasan sosial ekonomis . Bagi mereka yang sudah bekerja, hadir ke sekolah setiap hari akan mengganggu pekerjaanya mencari nafkah.
Dengan sistem Pendidikan Jarak Jauh, mereka dapat mengikuti pendidikan tanpa harus meninggalkan pekerjaan. Selain itu mereka dapat mengikuti pendidikan tanpa harus mengeluarkan biaya ekstra transport atau biaya-biaya lain, yang biasa diperlukan jika mereka harus datang ke lembaga pendidikan reguler.

d. Alasan kesempatan belajar.
Lembaga pendidikan konvesional yang mengharuskan peserta didik hadir setiap hari tidak memungkinkan untuk diikuti oleh orang-orang yang memiliki kesibukan rutin setiap hari. Jika mereka harus datang ke lembaga pendidikan setiap hari dalam masa yang cukup lama, pekerjaan mereka akan terbengkalai. Sistem Pendidikan Jarak Jauh diharapkan dapat menjangkau peserta didik yang memiliki masalah semacam ini.

e.Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga mendorong berkembangnya Pendidikan Jarak Jauh. Perkembangan berbagai aplikasi komputer dan media digital lainya menjajikan kemudahan bagi manusia. Perkembangan teknologi internet, misalnya memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siapa saja, kapan saja dan dari mana saja untuk mengakses informasi dengan cepat.
Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ini juga mendorong perkembangan Pendidikan Jarak Jauh. Kita juga sudah mulai mengenal istilah e-learning, tele-edukasi, virtual claassroom, virtual campus, smart school dan lain-lain.

Sebagaimana sistem pendidikan langsung atau konvensional, sistem pendidikan jarak jauh juga membutuhkan sarana prasarana penunjang pendidikan, agar tujuan umum pendidikan bisa diwujukan sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Sarana penunjang biasanya berupa modul-modul pelajaran yang dikirim kepada siswa. Sarana bisa juga berbasis teknologi informasi. Munculnya teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan jarak jauh ini sangat membantu sekali. Seperti dapat dilihat, dengan munculnya berbagai pendidikan secara online atau web-school atau cyber-school, dengan menggunakan fasilitas internet.
Pendekatan sistem pengajaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge). Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengikuti berbagai jenjang pendidikan sejak Taman Kanak-Kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT).
Tidak seperti sistem pendidikan langsung, sistem pendidikan jarak jauh membutuhkan pengelolaan dan manajemen pendidikan yang “khusus”, baik dari sisi siswa maupun instruktur (guru) agar tujuan pendidikan bisa terwujud. Pendidikan harus fokus pada kebutuhan instruksional siswa. Dari sisi instruktur (guru), beberapa faktor yang penting untuk keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh adalah perhatian, percaya diri guru, pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatifitas, active learning dan kemampuan menjalin interkasi dan komunikasi jarak jauh dengan siswa. Juga memperhatikan hambatan teknis yang mungkin terjadi, sehingga pendidikan jarak jauh bisa berlangsung efektif.
Dari sisi siswa, salah satu faktor yang penting adalah keseriusan mengikuti proses belajar mengajar di saat instruktur (guru) tidak berhadapan langsung dengan siswa. Pada level ini, keterlibatan dan kehadiran ‘orang-orang’ di sekitar, termasuk anggota keluarga memegang peranan penting dan strategis. Kehadirannya bisa mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif, tapi sebaliknya bisa juga menjadi penghambat. Faktor yang lainnya adalah active learning dan komunikasi yang efektif. Partisipasi aktif siswa pendidikan jarak jauh mempengaruhi cara bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh ditunjang oleh adanya interaksi dan komunikasi yang efektif dan maksimal antara intstruktur (guru) dan siswa, interaksi antara siswa dengan berbagai fasilitas pendidikan seperti mudul-modul pendidikan interaksi antara siswa dengan ‘orang-orang’ sekitarnya, dan adanya pola pendidikan aktif dalam masing-masing interaksi tersebut. Juga keaktifan dan kemandirian siswa dalam pendalaman materi, mengerjakan soal-soal ujian, dan kreativitas mencari materi-materi penunjang dari sumber-sumber lain seperti internet atau digital-library.
Hakekat Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
1. Hakekat Pendidikan sepanjang hayat.
Setiap manusia mulai dari kandungan sampai liang lahat berhak memperoleh pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Menjamin kebebasan setiap peserta didik/warga belajar untuk mengembangkan sesuai kebutuhan, kondisi dan karakteristik secara berkelanjutan. Pendidikan bersifat terbuka, dapat diperoleh di rumah (home-based education) dengan bimbingan. Luwes dalam kesempatan memperoleh maupun waktu penyelesaian program pendidikannya. Didasarkan pengakuan oleh dan dari masyarakat, tidak didasarkan pada ijazah atau sertifikat.
2. Pemberdayaan peserta didik/warga belajar.
Berorientasi pada kepentingan, kondisi dan karakteristik pada mereka. Diselenggarakan dengan berbagai pola pilihan pembelajaran, dengan berbagai sumber belajar. Sesuai dengan kebutuhan pendidikan standar minimal(normatif), skala lokal nasional maupun global komparatif, dan dapat mengantisipasi perubahan di masa depan(prospektif).
3. Prinsip pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Berdasar prinsip kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian, mobilitas dan efisiensi. Isi program pendidikan dirancang khusus, dengan ikatan yang longgar pada materi, tempat, jarak, waktu, usia, gender, dan persyaratan non akademik, lebih demokratis.
4. Pemberdayaan lembaga pendidikan.
Dirancang untuk melayani peserta didik/warga belajar dalam jumlah yang besar dengan latar belakang pendidikan, usia dan motivasi yang beragam dan dalam wilayah yang luas. Sistem terbuka model PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru), sistem terbuka model SLTP terbuka, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Manfaat dari sistem Pendidikan terbuka dan jarak jauh antara lain:
A.Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility)
Dengan adanya sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi, artinya kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan bias secara berulang-ulang. Kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja .
Bagi guru manfaat yang diperoleh adalah guru akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya. Sehingga guru bisa:
-menghemat waktu proses belajar mengajar
-mengurangi biaya perjalanan
-Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur,peralatan,
Buku-buku)
B. Bertambahnya interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur.
Apabila sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini dirancang dengan media yang baik maka akan meningkatkan interaksi pembelajaran baik antara peserta didik dengan guru atau instruktur, antara sesama peserta didik maupun antara peserta didik dengan materi. Berbeda dengan pembelajaran yang konvensional , tidak semua peserta didik dapat dan berani atau mempunyai kasempatan mengemukakan pendapat dalam diskusi karena dengan sistem konvensional waktu diskusi pasti dibatasi.
C. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja.
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan, tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru.
D. menjangkau peserta didik dalam cakupan yag luas
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan . Siapa saja, kapan saja dimana saja dan siapa saja . Interaksi dengan sumber belajar benar-benar terbuka sehingga kesempatan belajar terbuka luas bagi siapa saja yang membutuhkannya.
E.Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
Bagi Negara berkembang dengan potensi penduduk yang banyak maka manfaat sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini antara lain:
1. Mampu meningkatkan pemerataan pendidikan.
2. Mengurangi angka putus sekolah, putus kuliah
3. Meningkatkan prestasi belajar
4. Meningkatkan kehadiran siswa di kelas.
5. Meningkatkan rasa percaya diri.
6. meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
7. Mengatasi kekurangan tenaga pendidik
8. meningkatkan efisiensi.
9. menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
Kesimpulan
Penyelenggaraan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
- Pendidikan terbuka dan jarak jauh merupakan komponen dari sistem pendidikan nasional.
- Penyelenggaraan perlu mendapatkan pengaturan sesuai perundang-undangan yang berlaku pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan dan pendidikan berkelanjutan.
- Penyelenggaraan harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan perkembangan peserta didik sesuai jenjangnya.
- Penyelenggaraan pembelajaran dan karakteristik proses pembelajaran mandiri sesuai tuntutan jenjang pendidikan.Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam berbagai jenjang, jalur, dan jenis pendidikan ini mempunyai prospek yang cerah, dalam rangka memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mengembangkan potensi dirinya .
Jadi pada hakekatnya Sistem Pendidikan Jarak Jauh adalah sistem pembelajaran melalui media. Variasi penggunaan media dalam institusi penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai pada media yang paling canggih.
Meskipun saat ini sudah ada perkembangan teknologi yang memungkinkan adanya pertemuan langsung antara si belajar dengan pengajar secara maya (virtual), namun tetap saja proses pertemuan tersebut difasilitasi media, dalam hal ini komputer.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem Pendidikan Jarak Jauh dituntut kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya. Kemandirian atau otonomi belajar merupakan sesuatu hal yang melekat pada setiap peserta Pendidikan Jarak Jauh sebagai konsekuensi dari adanya keterpisahan dalam proses belajar.


Kepustakaan:
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Kerjasama dengan Pustekom Diknas.
Widiatmoko, Bambang R. 2008. E-Learning dalam http://www.e-learning.com/. Diakses Selasa 21 oktober 2008.

Selasa, 28 Oktober 2008

Konsep Pembelajaran

PERBANDINGAN TEORI PEMBELAJARAN
KI HADJAR DEWANTORO DENGAN TEORI KONSTURKTIVISME
Yekti utami
Prinsip-prinsip dasar proses pembelajaran menurut Ki Hadjar Dewantoro bahwa dalam proses pembelajaran seorang pendidik hendaknya bisa:

• ING NGARSA SUNG TULADHA yang artinya: di depan, seseorang harus bisa memberi teladan atau contoh.
Dalam pengertian ini, bahwa proses pembelajaran contoh atau teladan menjadi kata kunci kesuksessan dalam pembelajaran. Pembelajaran di sekolah senantiasa terjadi proses imitasi atau proses peniruan dari contoh atau teladan, sehingga ketika pembelajaran berlangsung seorang pendidik harus menstrasfer pengetahuan tentang sesuatu yang dipelajari siswa dengan benar dan tepat. Selain itu siswa tidak hanya mempelajari mengenai pengetahuan saja melainkan belajar dengan lingkungannya seperti belajar mengenai pribadi pendidiknya. Oleh karena itu pendidik selain menguasai pengetahuan dia juga harus mempunyai pribadi yang dapat dicontoh.

• ING MADYA MANGUN KARSA yang artinya: ditengah – tengah atau diantara seseorang bisa menciptakan prakarsa dan ide.
Pada pengertian itu, seseorang dapat menciptakan prakarsa atau ide diantara orang lain). Dalam proses pembelajaran di sekolah, berarti seorang guru harus dapat menciptakan prakarsa dan ide para siswanya ketika mereka dalam proses pembelajaran. Sehingga kata kunci kesuksesan dalam pembelajaran adalah pendidik bisa membangkitkan minat dan semangat belajar siswa , disini guru dituntut menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak .
Sehingga setiap anak mampu berfikir kritis dan belajar mandiri (Cara Belajar Siswa Aktif). Jadi guru sebetulnya tidak perlu banyak mengajar justru lebih perlu menggagas tentang beragam bintang prestasi yang perlu setiap siswa gapai.

• TUT WURI HANDAYANI yang artinya: dari belakang seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan dan arahan.
Pada pengertian itu seseorang harus dapat mendorong orang yang dalam tangungjawabnya untuk mencapai tujuan secara berkelanjutan dalam pekerjaannya. Dalam proses pembelajaran, guru harus memberi dorongan kepada siswanya untuk selalu belajar dengan tuntas dan maju berkelanjutan. Sehingga kata kunci sukses dalam pembelajaran adalah belajar tuntas dan berkelanjutan.

Konsep Pembelajaran Ki Hadjar Dewantoro:

1. Dalam belajar menerapkan teori TRIKON yaitu: Kontinyu, Konvergen dan Konsentris. Teori ini telah dipraktekkan sejak menuntut ilmu di Belanda. Ilmu pendidikan barat disaringnya dan yang bermanfaat dipakainya tetapi tetap berpijak pada akar budaya tanah air sehingga konsep tentang Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang berakar ke dalam budaya nusantara.
2. Konsepsi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro bertujuan:
a. memanusiakan manusia dalam rangka memerdekakan manusia dalam lingkaran perbudakan
b. membentuk pribadi yang mandiri dengan 3 indikator:
(1) mampu berdiri sendiri,
(2) tidak bergantung pada orang lain,
(3) dapat mengatur dirinya sendiri

3. Konsep isi pendidikan secara umum harus relavan dengan garis hidup untuk mencerdaskan rakyat dan mengangkat martabat bangsa dalam rangka membangun kerja sama saling menguntungkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia .
Untuk memperkuat dinamika pendidikan sebagai penguatan kebangsaan ,maka konsep pengembangan pendidikan harus senafas nilai-nilai budaya yang berkembang di masyarakat serta melibatkan unsur masyarakat dalam pengelolaanya , karena out put atau keluaran yang dihasilkanyapun harus menjadi pioner kebudayaan dan peradaban bangsa yang lebih besar.

Sebagai transformasi budaya bahwa :
a. Desain kurikulum dan bangunan pengembangan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nafas kebudayaan yang terlahir.
b. Produk pendidikan itupun harus mampu mengemban misi kebudayaan menuju peradaban yang lebih maju dari generasi sebelumnya
c. Produk pendidikan harus diarahkan mewujudkan kesejahteraan dan mengangkat derajad seseorang , Negara dan bangsa.

Hadirnya Ki Hadjar Dewantoro dengan Taman siswanya sebagai reaksi ketidakpuasan atas pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang menitikberatkan pada pendekatan perintah, sangsi dan ketertiban semata dimana konten kurikulumnya disatroni kaum imperialisme dengan muatan politis maka Ki Hajar Dewantoro memandang misi pendidikan tersebut tidak sesuai dan tidak senafas dengan nilai budaya masyarakat budaya timur, maka Taman siswa dengan pendekatan: MOMONG, AMONG dan NGEMONG dengan sistem pendidikan yang senafas dengan nilai budaya lokal yang mengfungsikan pendidik tidak lagi sebagai komandan dengan tradisi bentak- membentak tetapi mengembalikan peran guru sebagai insan yang lembut untuk membimbing dan memimpin anak didik dalam pengembangan bakat dan potensi dirinya serta menemukan karakteristiknya.


Pendidikan Tamansiswa berciri khas Pancadarma, yaitu Kodrat Alam (memperhatikan sunatullah), Kebudayaan (menerapkan teori Trikon), Kemerdekaan (memperhatikan potensi dan minat maing-masing individu dan kelompok), Kebangsaan (berorientasi pada keutuhan bangsa dengan berbagai ragam suku), dan Kemanusiaan (menjunjung harkat dan martabat setiap orang). Dengan konsep tersebut diharapkan bisa membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Meskipun dengan susunan kalimat yang berbeda namun tujuan pendidikan Tamansiswa ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.

Konsep Konstruktivisme:

Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori belajar yang menekankan pada proses pembentukan pengetahuan pada anak didik seperti pada teori di bawah ini:

“Konstruktivisme sering dirumuskan dalam berbagai makna sebagai model pembelajaran behaviorisme. Psikologi perilaku mempunyai perhatian pada studi perubahan dalam perilaku nyata sebagai lawan dari perubahan mental. Belajar adalah sebagai proses perubahan atau kondisi perilaku yang teramati sebagai hasil dari reinforcement yang terseleksi dari respon secara individu terhadap iven-iven (stimulus) yang terjadi di dalam lingkungannya. Pikiran sebagai sesuatu yang kosong, kertas kosong yang nyata atau sebagai cermin yang merefleksikan kenyataan.
Pusat perilaku pada siswa adalah upaya untuk mengakumulasi pengetahuan tentang dunia dan alam sebagaimana adanya dengan usaha guru untuk memindahkan dunia sebagaimana adanya. Hal itu tergantung pada tranmisi, pendekatan pembelajaran yang sangat pasif tergantung pengarahan guru dan kontrol. Dalam beberapa konteks istilah behaviorisme digunakan sinonim dengan obyektivism karena bergantung pada sebuah epistimologis objectivist

Menurut Teori ini maka konsep pembelajaran konstruktivisme adalah suatu konsep pembelajaran yang:

1. Menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri, suatu pandangan yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan proses dimana si belajar yang aktif membentuk (menkonstruk) sistem pemahaman dan pengertian melalui pengalaman dan interaksinya. Pandangan ini memandang bahwa si belajar yang aktif membentuk (mengkonstruk) pengetahuanya melalui pengasimilasian dan pengakomodasian informasi-informasi baru .

2. Vont Glasersfeld dalam Bettencoart (1989) menyatakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi bentukan) kita sendiri , jadi pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari pengamat tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikontruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan terus –menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru (Piaget, 1971).
Bagi para kontruktivist, pengetahuan bukanlah tertentu dan deterministik, tetapi suatu proses menjadi tahu.
Konstruktivis menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri, maka mereka menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain bahkan secara prinsipil, tidak mungkin mentransfer pengetahuan karena setiap orang membangun pengetahuan pada dirinya.

3. Implikasi yang ada di dalam paham konstruktivisme adalah :

Jonassen (1994:2) mengemukakan implikasi konstruktivisme dalam
pembelajaran. Ada delapan hal penting yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Menyediakan gambaran-gambaran dari realitas yang ada.
2. Menyajikan kompleksitas alamiah dari realitas yang ada.
3. Fokus pengetahuan terletak pada proses konstruksi bukan reproduksi.
4. Memberikan tugas-tugas yang sifatnya otentik bukan bersifat abstraksi.
5. Pembelajaran terfokus pada kasus-kasus alamiah dan nyata.
6. Memperhatikan refleksi pebelajar dalam mencerna informasi.
7. Muatan (content) dan konteks (context) pembelajaran tergantung
konstruksi pengetahuan.
8. Konstruksi kolaborasi (collaborative construction) pengetahuan dilakukan dengan melakukan negosiasi sosial.

Persamaan konsep pendidikan antara Ki Hadjar Dewantoro dengan Konstruktivisme antara lain dalam hal:

1. Keduanya sama-sama menekankan bahwa titik berat proses belajar mengajar terletak pada siswa, pegajar berperan sebagai fasilitator atau instruktur yang membantu murid mengkonstruksi. Konseptualisasi dan solusi dari masalah yang dihadapi. Keduanya berpendapat bahwa pembelajaran yang optimal adalah pembelajaran yang berpusat pada murid ( Student Center learning)
Kesamaan ini bukan suatu kebetulan . Konstruktivisme yang sudah besar pengaruhnya sejak periode 1930 – 1940 an di Amerika. Dasar pertama yang dari pendekatan konstruktivisme dalam pendidikan adalah teori konvergensi yang menyatakan bahwa pengetahuan manusia merupakan hasil interaksi dari faktor bawaan (nature) dan faktor pengasuhan (nurture). Dalam tulisan Ki Hadjar Dewantoro yang berjudul “Tentang Dasar dan Ajar “ Ki Hadjar Dewantoro mendukung dengan teori konvergensi, menurutnya baik dasar (faktor bawaan) maupun Ajar (pendidikan) berperan dalam pembentukan watak seseorang.

2. Pandangan konstruktivisme tentang pendidikan sejalan dengan pandangan Ki Hadjar Dewantoro yang menekankan pentingnya siswa menyadari alasan dan tujuan ia belajar. Baginya perlu dihindari pendidikan yang hanya menghasilkan orang yang sekedar menurut dan melakukan perintah . Ki hadjar mengartikan bahwa mendidik adalah sebagai : “ Berdaya upaya dengan sengaja untuk memajukan hidup tumbuhnya budi pekerti (rasa, fikiran, dan roh) dan badan anak dengan jalan pengajaran , teladan dan pembiasaan....” menurutnya jangan pernah ada perintah dan paksaan dalam pendidikan . Pendidik adalah orang yang mengajar, memberi teladan dan membiasakan anak didik untuk menjadi manusia mandiri dan berperan dalam memajukan kehidupam masyarakatnya,jika ada ganjaran atau hukuman maka ganjaran dan hukuman tersebut harus datang sendiri sebagai hasil atau buahnya segala pekerjaan dan keadaan .
Hal ini juga sejalan dengan teori perkembangan dari tokoh Psikologi kognitif (Jean Piaget 1954) bahwa anak mengkonstruksi sendiri pengetahuanya melalui pengalaman bertemu dengan obyek-obyek di lingkungan. Anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konskuensi dari tindakan-tindakanya, Teori Piaget merupakan salah satu dasar dari konstruktifisme. Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian antara pemikiran Ki Hadjar Dewantoro dengan paham Konstruktivisme.

3. Ki Hadjar dan Konstruktivisme sama-sama memandang pengajar sebagai mitra para siswa untuk menemukan pengetahuan . Mengajar bukan sekedar memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa melainkan kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuanya . Kegiatan mengajar di sini adalah sebuah partisipasi dalam proses belajar . Pengajar ikut aktif bersama siswa dalam membentuk pengetahuan , mencipta makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan memberikan penilaian-penilaian terhadap berbagai hal. Mengajar dalam konteks ini adalah membantu siswa untuk berfikir secara kritis, sistematis dan logis dengan membiarkan mereka berfikir sendiri.

4. Sejalan dengan konstruktivisme Ki Hadjar memiliki semboyan Tut Wuri Handayani , menempatkan pendidik sebagai orang yang berada di belakang siswa , membimbing dan mendorong untuk belajar, memberi teladan, serta membantu siswa membiasakan dirinya untuk menampilkan perilaku yang bermakna dan berguna bagi masyarakatnya .
Keterlibatan pendidik dengan siswa pada saat-saat siswa sedang berjuang menemukan berbagai pengetahuan sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya siswa baik pada dirinya sendiri maupun pada pengajar.
Pengajar harus memiliki fleksibilitas pikiran yang tinggi agar dapat memahami dan menghargai pemikiran siswa karena seringkali siswa menampilkan pendapat yang berbeda bahkan bertentangan dengan pemikiran pengajar . Apa yang dikatakan oleh murid dalam menjawab sebuah pertanyaan adalah masuk akal bagi mereka saat itu , jika jawaban jauh bertentangan dengan prinsip-prinsip keilmuan atau membahayakan , maka pendidik harus hati-hati dalam memberi pengarahan . Jangan sampai pengarahan yang diberikan menghilangkan rasa ingin tahu siswa yang menimbulkan konflik antara pendidik dengan siswa.




Daftar Pustaka
1. Judul : Konstruktivisme dalam Pemikiran
Alamat : Html http://tamansiswa.org/magazine/pusara/konstruktivisme-%20%20%20%20%20%20%20%20%20%20dalam-pemikiran
Penulis : Bagus takwin
2. Judul : Sistem Among Mendidik Sikap Merdeka Lahir Batin
Alamat : http://tamansiswa.org/magazine/pijar/sistem-among-mendidik-%20%20%20%20sikap-merdeka-lahir-batin.html
Penulis : Ki Priyo Dwiarso
3. Judul : RM Suwardi Suryoningrat Bangsawan yang menjadi
Bapak Bangsa/htm 22/9/2008.
Alamat : http://tamansiswa.org/magazine/pijar/rm-suwardi-suryaningrat-%20%20%20bangsawan-yang-menjadi-bapak-bangsa
Penulis : Jend.Ki Tyasno Sudarto
4. Judul : Akhlak Guru menurut Ki Hadjar Dewantoro
Alamat : http://sman7malang.wordpress.com/Akhlak Guru menurut
Ki Hadjar Dewantoro /htm 19/9/2008
Penulis :Anonim SMAN7malang
5. Judul : Constructivist learning Theori
Alamat : http://www.cdli.ca/~elmurphy/elmurphy/cle2b.html
Penulis : Elizabeth Murphy, 1997
6. Judul : Ringkasan Eksekutif Pengenalan pada teori
Konstruktivisme
Alamat : http://www.webpost.net/ar/artistic89/550909-03-5384OSHTeoriKonstruktivisme.doc.
Penulis : Anonim